Sawahlunto (ANTARA) - Bank Nagari mencatat nilai transaksi non-tunai melalui QRIS di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat mencapai nominal Rp2.314 miliar dari total transaksi sebanyak 18.398.
Kepala Cabang Bank Nagari Sawahlunto Rusdi, di Sawahlunto, Jum'at menyampaikan pada 2024 ini tercatat sudah ada sejumlah 959 merchant (pedagang yang beraktifitas jual beli dan transaksi pembayaran secara digital) yang aktif di kota itu.
"Jumlah ini menunjukkan masyarakat Sawahlunto sudah aktif menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi digital. Kita yakin ke depan akan terjadi peningkatan jumlah pedagang dan transaksi ini, jadi kita juga siapkan bagaimana secara teknis supaya pelayanan tetap optimal pada saat adanya peningkatan nanti,"kata dia.
Ia menyebut pihak Bank Nagari komitmen memberi pelayanan terbaik dalam membantu masyarakat yang ingin membuat akun QRIS, terutama dari kalangan UMKM dan fasilitas publik.
"Pengelolaan QRIS di Bank Nagari dirancang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat sehingga dapat dilakukan dengan cepat dan nyaman. Yang terutama, proses ini bebas biaya, di mana UMKM hanya perlu membuka rekening dan mengaitkannya dengan layanan perbankan melalui ponsel untuk mengaktifkannya, tanpa harus melakukan penyetoran dana terlebih dahulu," ujar dia merinci.
Pemkot Sawahlunto juga sedang aktif dalam mendorong serta menyediakan fasilitas bagi UMKM untuk mengadopsi transaksi non-tunai melalui QRIS. Sebagai contoh di Desa Sikalang sudah ada sebanyak 93 UMKM yang diajak dan ikut bergabung dengan layanan QRIS ini.
Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan menyebut UMKM di kota itu harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi digital sehingga konsumen memperoleh pengalaman berbelanja yangnyaman dan lancar.
"Kemaren kita sudah bersinergi dengan Bank Indonesia dan Bank Nagari dalam melaunching (meluncurkan) Desa Siap QRIS pertama di Sawahlunto yaitu di Desa Sikalang. Ini sudah langkah maju dalam upaya mendorong dan mengoptimalkan potensi transaksi non-tunai di Sawahlunto," katanya.
Sementara anggota DPRD Sawahlunto dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Revanda Utami Vininta menyikapi perkembangan transaksi melalui QRIS tersebut dengan mengingatkan supaya resiko penipuan atau tindak kejahatan yang mengiringi transaksi digital itu dapat diantisipasi bersama.
"Teknologi tentunya mempunyai resiko yang mengiringinya, itu yang harus kita sadari dan kita cegah. Jadi bagaimana Pemkot dan Bank terkait bisa lakukan langkah-langkah antisipasi, seperti ada sosialisasi dan pendampingan bagi masyarakat agar memahami bagaimana menggunakan transaksi non-tunai ini dengan aman dan terlindungi," kata dia. (Yudha Ahada)