Bupati Solok serahkan bantuan ke korban banjir bandang di Tanah Datar

id Bupati Solok, serahkan bantuan, ke korban banjir bandang, di Tanah Datar

Bupati Solok serahkan bantuan ke korban banjir bandang di Tanah Datar

Bupati Solok Epyardi Asda saat menyerahkan bantuan ke korban banjir bandang di Kabupaten Tanah Data, Sumatera Barat (ANTARA/HO-Diskominfo Solok)

Solok (ANTARA) - Bupati Solok Epyardi Asda bersama tim peduli bencana Kabupaten Solok mengunjungi dan mengirimkan langsung bantuan untuk korban terdampak bencana galodo (banjir bandang) di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Epyardi Asda di Tanah Datar, Rabu menyerahkan bantuan berupa peminjaman alat berat ekskavator milik pemerintah Kabupaten Solok serta bantuan dari Baznas Kabupaten Solok sebesar Rp25 juta dan bantuan dari Korpri sebanyak 100 paket sembako.

Sedangkan bantuan dari bupati secara pribadi juga mendirikan dapur umum, selimut, pakaian ganti, kain sarung serta bantuan logistik lainnya dan menyerahkannya ke posko-posko yang ada di sekitar kawasan pengungsian.

Sebelumnya Epyardi Asda juga ikut membantu di Kabupaten Agam dengan menurunkan ekskavator dan bantuan lainnya.

Selain itu, bupati Solok bersama tim juga langsung berkunjung ke posko utama Rumah Dinas Bupati Tanah Datar.

Di lokasi itu, Epyardi Asda langsung bertemu dengan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansarullah dan Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis serta Bupati Tanah Datar Eka Putra.

Ia menanyakan langsung bagaimana penanganan bencana dan survei puncak Gunung Marapi.

“Sebagai kepala daerah dan di wilayah kami juga ada gunung berapi yakni Gunung Talang maka saya ingin secara jelas bagaimana dan apa penanganan pascabencana ini," ujar dia.

Epyardi, juga meminta kepada BMKG untuk menjelaskan terkait cuaca yang mempengaruhi Sumbar khususnya daerah yang berdekatan dengan gunung dan perbukitan seperti Kabupaten Solok.

“Kami minta arahan dan penjelasan langsung kepala BNPB dan BMKG, memang penjelasan ini yang kami butuhkan. Kordinasi yang cepat sehingga kami kepala daerah tahu apa yang mesti dilakukan. Salah satu contoh tadi ada solusi dengan relokasi,” ujarnya.

Bupati Solok juga turut menyampaikan laporan dan keluhan masyarakat Kabupaten Agam korban yang sebelumnya telah ia kunjungi.

“Kemarin saya telah datang ke tanah Agam, dan di situ masyarakat melaporkan bahwa mereka sudah takut untuk tinggal kembali di daerah itu, dan ini yang ingin kita carikan solusinya, karena menjadi traumatik bagi mereka,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa akan segera menyalurkan aneka bantuan bahan pokok, serta bantuan lainnya yang masih dibutuhkan masyarakat pengungsi.

Suharyanto juga meminta kepada pemerintah daerah agar memberikan data yang lebih terperinci, terutama kebutuhan tambahan yang diperlukan masyarakat.

“Seperti yang ditanyakan pak Bupati Solok, kalau ada yang trauma itu ada baiknya untuk kita relokasi ke lahan yang baru seperti yang sudah kami lakukan di Lumajang. Dan soal bagaimana puncak Gunung Marapi itu nanti pak bupati dan semua pihak bisa berkoordinasi dengan KESDM dan Geologi,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, untuk masyarakat yang terdampak ini ada namanya dana mengontrak, jumlahnya sebesar Rp500 ribu per Kepala Keluarga (KK) selama satu bulan.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan agar pemerintah daerah juga menyiagakan petugas pengawas sungai melibatkan pemuka masyarakat ataupun dari aparat kepolisian dan TNI.

“Ya, sesuai dengan apa yang ditanyakan pak Bupati Solok itu memang perlu dicek lokasi puncak gunung itu dengan melibatkan ahlinya seperti geologi. Kami juga sampaikan untuk Kabupaten Solok cuacanya masuk kategori waspada dalam beberapa waktu hari ke depan dengan intensitas hujan lebat,” ucapnya.

Selanjutnya, Dwi mengharapkan ke depan pemerintah daerah mempunyai petugas pengawasan sungai, sehingga pertanda awal terjadinya bencana sudah bisa dideteksi, petugasnya bisa dari masyarakat ataupun anggota polisi dan TNI.