Solok Selatan targetkan Genting 686 keluarga berisiko

id Pemerintah Kabupaten Solok Selatan,Wakil Bupati Solok Selatan,Yulian Efi , Solok Selatan, Sumatra Barat,n Genting 686,stunting solsel

Solok Selatan targetkan Genting 686 keluarga berisiko

Wakil Bupati Solok Selatan Yulian Efi foto bersama dengan Asisten, Staf Ahli Bupati dan pemateri rapat koordinasi konvergensi percepatan penurunan stunting periode I, di Aula Sarantau Sasurambi Setdakab Solok Selatan, di Padang Aro, Kamis. 

Padang Aro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat menargetkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebanyak 686 keluarga berisiko stunting yang perlu diberikan bantuan, baik nutrisi maupun non nutrisi.

"Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah meluncurkan program Genting dengan penetapan sasaran yang diprioritaskan untuk mendapatkan intervensi yang Keluarga beresiko stunting dan untuk Solok Selatan target genting setelah verifikasi dan validasi data terdapat sebanyak 686 keluarga beresiko stunting (KRS) yang perlu diberikan bantuan," kata Wakil Bupati Solok Selatan Yulian Efi, saat saat rapat konvergensi percepatan penurunan stunting, di Padang Aro, Kamis.

Untuk mendukung program tersebut, pemerintah kabupaten solok selatan telah mengedarkan surat himbauan Bupati Solok Selatan nomor 400/32/DP2KBPP&PA/2025 pada tanggal 28 februari 2025 tentang pelaksanaan gerakan orang tua asuh cegah stunting.

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menggelorakan dan menghimbau seluruh kalangan untuk ikut berpartisipasi secara bergotong royong menciptakan generasi yang sehat, cerdas, kuat, dan bebas dari stunting, melalui kepedulian sebagai orang tua asuh (OTA).

Upaya percepatan penurunan stunting masih terus dilakukan hingga saat ini dalam rangka mewujudkan konvergensi mulai dari pemerintah pusat, Daerah hingga ke Nagari (desa adat) agar stunting tidak lagi menjadi masalah kesehatan.

Upaya ini katanya, tentunya untuk mencapai penurunan kasus stunting yang telah ditargetkan pemerintah pusat dengan angka prevalensi stunting di Indonesia harus mencapai angka 14 persen.

Dia menyebutkan, berdasarkan survei kesehatan Indonesia pada tahun 2024 Kabupaten Solok Selatan telah mencapai angka 14,7 persen prevalensi stunting.

Sedangkan sebelumnya angka prevalensi stunting di Kabupaten Solok Selatan mencapai 31,7 persen dan capaian tersebut jauh lebih baik dari Nasional yaitu 31,5 persen dan Provinsi Sumatera Barat sebesar 23,6 persen.

Angka ini katanya, tidak membuat Pemkab Solok Selatan lengah dan berpuas diri, karena yang paling penting bukanlah sekedar angka prevalensi stunting belaka, tapi bagaimana pelaksanaan pencegahan dan percepatan penurunan stunting ini dilapangan benar-benar tuntas sehingga tidak ada lagi kasus baru.

Dengan bebasnya Solok Selatan dari prevelensi stunting katanya, akan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk masa depan Kabupaten.

Dia menambahkan, sesuai dengan Instruksi Presiden RI Nomor 4 tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, berkaitan erat dengan pendataan keluarga untuk penetapan kebijakan dan intervensi Penghapusan Kemiskinan Ekstrem serta penurunan stunting.

Selain itu katanya, juga memberikan pelayanan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana serta intervensi percepatan penurunan stunting kepada keluarga miskin ekstrem.