BKKBN: 20.983 orang di Sumbar sasaran utama Genting

id bkkbn sumbar,tengkes sumbar,cegah stunting,stunting sumbar

BKKBN: 20.983 orang di Sumbar sasaran utama Genting

Kepala BKKBN Sumbar Mardalena Wati Yulia saat diwawancarai di Padang, Sumatera Barat.  (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Padang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat terdapat 20.983 orang tersebar di seluruh kabupaten/kota masuk dalam keluarga berisiko tengkes sehingga menjadi sasaran utama gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting).

"Keluarga berisiko stunting ini ialah ibu hamil, ibu menyusui dan anak di bawah dua tahun (baduta) yang tingkat kesejahteraannya miskin," kata Kepala BKKBN Sumbar Mardalena Wati Yulia di Padang, Jumat.

Ia menambahkan, mereka yang termasuk dalam keluarga berisiko tengkes tersebut merupakan sasaran utama dalam pelaksanaan salah satu dari lima program percepatan atau quick wins yakni gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting).

Program tersebut dilaksanakan murni dengan semangat gotong royong sebab tidak menggunakan APBN maupun APBD, melainkan melibatkan perusahaan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perguruan tinggi, pers serta perseorangan atau secara pribadi.

"BKKBN tidak boleh memberi uang pada orang yang menjadi sasaran, jadi kami mencoba untuk memfasilitasi melalui pihak-pihak tersebut," katanya.

Terkait data keluarga berisiko stunting yang menjadi sasaran program Genting, saat ini BKKBN sedang memverifikasi hampir 70 persen data yang tersebar di 19 kabupaten dan kota.

"Kami sudah punya data by name by address keluarga berisiko stunting untuk sasaran Genting. Namun trennya dinamis sehingga teman-teman di lapangan sedang memverifikasinya," jelas dia.

Di samping itu, pelaksanaan program Genting terhadap keluarga berisiko stunting itu sama pentingnya dengan melakukan intervensi bagi anak-anak yang sudah stunting. Sebab dikhawatirkan dapat menambah angka prevalensi stunting di Sumbar.

Berdasarkan data terakhir pada 2023, tengkes di provinsi itu berada pada angka 23,6 persen dan diharapkan mengalami penurunan melalui berbagai upaya intervensi yang dilakukan.

"Saat ini kita masih menunggu data prevalensi stunting untuk 2024 dan kita berharap turun," ujar dia.