Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menjalin kolaborasi penanaman jagung dengan Kepolisian Resor (Polres) setempat dalam upaya mendukung jaga ketahanan pangan.
"Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto maka gerakan menanam jagung terus kita tingkatkan. Salah satunya kerja sama dengan Polres Pasaman Barat memanfaatkan lahan peremajaan kelapa sawit dengan menanam jagung," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail di Simpang Empat, Kamis.
Menurutnya, pihaknya juga menggandeng perusahaan kelapa sawit yang sedang peremajaan. Sebelum tanaman kelapa sawit tumbuh besar maka lahan sekitarnya ditanam jagung.
"Kami mengajak masyarakat bisa memanfaatkan lahan kosong agar menanam jagung," katanya
Pihaknya selama 2025 menargetkan produksi jagung mencapai 223.236 ton di 11 kecamatan.
Untuk mencapai target produksi itu, katanya, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya di antaranya pemberian bantuan sarana produksi pertanian berupa benih, pupuk, dan obat-obatan melalui dana APBN, bantuan pupuk bersubsidi dan menambah luas tanam jagung
Lalu memberdayakan penyuluh dengan memberikan sosialisasi mengenai tanaman jagung.
"Melalui penyuluh, petani selalu diingatkan jangan memakai benih yang harganya murah dan tidak jelas dari mana produksinya. Jika salah memilih benih maka tanam jagung akan mudah terserang penyakit dan hasilnya sedikit," katanya.
"Mudah-mudahan tidak ada pemangkasan dalam rangka efisiensi anggaran saat ini sehingga upaya yang disiapkan dapat berjalan dengan baik," harapnya.
Ia menyebutkan sentra produksi jagung terbesar berada di Kecamatan Luhak Nan Duo, disusul oleh Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Talamau.
Lalu, Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Kinali, Kecamatan Koto Balingka, dan Kecamatan Sungai Beremas.
Selanjutnya, produksi jagung juga ada Kecamatan Sungai Aur, Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Gunung Tuleh, dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
"Pada umumnya tanaman jagung cukup diminati oleh masyarakat karena harganya relatif stabil," ujarnya.
Ia menjelaskan Pasaman Barat menjadi salah satu sentra penghasil jagung terbesar di Sumbar.
"Pernah menjadi penyumbang jagung terbesar mencapai 60 persen beberapa tahun yang lalu. Namun, karena berbagai persoalan produksi menurun," katanya.
Ia menambahkan penurunan produksi jagung tidak hanya disebabkan oleh replanting atau peremajaan sawit saja.
Tingkat kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi. Semakin sering ditanami oleh petani, maka akan semakin menurun pula kesuburannya.
"Semakin berkurangnya kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi kepada produksi jagung," katanya.
Ia menambahkan tanaman jagung bisa menjadi tanaman alternatif para petani karena masa panen relatif singkat, bisa empat atau enam bulan dengan harga yang relatif bertahan.