KKI Warsi menilai tutupan hutan Sumbar masih termasuk baik

id KKI Warsi, tutupan hutan

KKI Warsi menilai tutupan hutan Sumbar masih termasuk baik

Direktur KKI Warsi Rudi Syaf saat pemaparan refleksi program sepanjang 2021, di Padang, Kamis. (ANTARA/Siri Antoni)

Padang (ANTARA) - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menilai tutupan hutan di wilayah Provinsi Sumatera Barat masih termasuk baik atau 41 persen, bila dibandingkan dengan provinsi tetangga di Sumatera yang ada sampai 20 persen tutupan hutannya.

"Berdasarkan catatan KKI Warsi posisi tahun 2021, tutupan hutan Sumbar 1.744.549 ha (41 persen) dari seluruh kawasan hutan di provinsi itu tercatat 2.286.883 ha. Kondisi ini masih menunjukan cukup positif," kata Direktur KKI Warsi Rudi Syaf di Padang, Kamis.

Menurut dia, masih termasuk baik posisi tutupan hutan itu mungkin faktor masyarakatnya sadar dengan topografi Sumbar yang berbukit-bukit, kalau sembarang dalam menebang hutan maka akan menerima dampaknya seperti bencana alam.

Namun demikian, penurunan tutupan kawasan hutan di wilayah Sumbar tetap ada tetapi masih tergolong datar dan tidak langsung jomblang, dan meski pun masih ditemukan suatu yang negatif, seperti aktivitas penambangan emas dan pembalakan liar

Ia menyebutkan, aktivitas penambang emas dari data yang dimiliki KKI Warsi masih dominan di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung dengan luas grand total 6.967 hektare.

Kendati demikian, kata Rudi, tutupan kawasan hutan masih relatif baik, bahkan ada nagari yang tutupan hutan 99 persen sehingga terus didorong supaya menjaga hutan mereka. Kemudian menggunakan alat bantu yang diberi nama Guardian (teknologi artificial intelligence/AI) alat ini menangkap khusus bunyi senso --gargaji mesin pemotong kayu-- yang bisa melaporkan kepada Parimbo (Kelompok Pengelola Hutan Nagari) yang bertugas untuk mengawas dan patroli.

Informasi yang didapat dari Guardian langsung dilakukan pencegahan oleh Parimbo kepada pelaku penebang kayu, dan langkah ini cukup efektif, artinya tindakan yang dilakukan secara persuasif.

Aksi pelaku baru menebang satu batang dan telah langsung didatangi agar menghentikan aktivitasnya, serta kayu yang sudah ditebang dihancurkan.

"Penegakan hukumnya lebih mengedepankan pendekatan kearifan lokal dan adat budaya setempat, dan tidak langsung masuk kepada ranah hukum formal. Kecuali kalau ada pelaku penebang kayu yang tidak mau dicegah oleh kelompok Parimbo, baru dilaporkan ke Dinas Kehutanan. Apabila ada keterlibatan cukong dilaporkan kepada aparat penegak hukum," katanya.

Dengan potensi tutupan hutan nagari yang relatif baik, maka KKI Warsi mendorong masyarakat nagari untuk memanfaatkan dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

Pemberdayaan masyarakat kawasan hutan sosial, kata dia, ada beberapa yang utama seperti madu, kopi, kemiri, rotan, dan kayu manis. Produk turunan juga cukup banyak termasuk produk-produk kerajinan-kerajinan dengan bahan baku dari perhutanan sosial tersebut.