BPS perkirakan luas panen padi di Sumbar naik 13 persen

id luas panen padi,produksi padi,bps sumbar,panen padi,gabah giling kering,sawah

BPS perkirakan luas panen padi di Sumbar naik 13 persen

Dua orang petani memikul padi yang baru saja dipanen di Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Padang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memperkirakan luas panen padi di Ranah Minang naik 13,84 persen pada periode Januari hingga April 2025.

"Perkiraan BPS luas panen padi di Sumbar itu naik 13,84 persen pada Januari hingga April," kata Kepala Tim Produksi BPS Provinsi Sumbar Rita Diana di Padang, Senin.

Rita mengatakan perkiraan peningkatan luas lahan padi tersebut setelah BPS melakukan survei lapangan pada Januari 2025, serta melihat rata-rata produksi di 2024 dan 2023.

Perkiraan peningkatan produksi padi tersebut diharapkan berkontribusi signifikan terhadap perputaran ekonomi terutama bagi petani di Ranah Minang pada semester pertama 2025.

Luas panen padi pada Januari 2025 mencapai 28.407 hektare (ha) dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 88.035 ha.

Berdasarkan penghitungan BPS setempat, total luas panen padi pada subround Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 116.441 ha.

"Luas panen itu mengalami kenaikan sekitar 14.155 ha atau setara 13,84 persen dibandingkan Januari-April 2024 yakni 102.286 ha," sebut dia.

Untuk diketahui sepanjang 2024 produksi padi di Provinsi Sumbar turun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2024 luas panen padi mencapai 295.279 ha dengan produksi 1.356.468 ton gabah kering giling (GKG).

Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 5.286 ha atau 1,76 persen dibandingkan luas panen padi pada periode 2023 yang mencapai 300.565 ha.

Hal ini terutama terjadi karena bencana banjir lahar dingin dan banjir bandang yang melanda Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Pesisir Selatan dan daerah lainnya yang merupakan sentra produksi padi.

"Penurunan produksi padi pada 2024 ini karena adanya bencana banjir lahar dingin dan banjir bandang, erupsi Gunung Marapi hingga kekeringan pada Juli 2024 sehingga berimbas pada penurunan produksi padi," ujarnya.