Bukittinggi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bukittinggi Sumatera Barat menargetkan 125 ribu warga daerah setempat bisa melakukan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) untuk merealisasikan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto di 2025.
"Untuk Kota Bukittinggi, program ini ditargetkan dapat menjangkau 125 ribu jiwa, dengan harapan setidaknya 50 persen dari jumlah tersebut dapat terealisasi pada tahun 2025 ini," kata Sekretaris Daerah Pemkot Bukittinggi, Al Amin, Rabu (12/2).
Ia menyampaikan PKG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo yang diharapkan memberikan manfaat besar bagi masyarakat khususnya di Kota Bukittinggi. Untuk Sumatra Barat, program ini telah resmi diluncurkan pada 12 Februari 2025.
"Pemkot Bukittinggi berkomitmen untuk memastikan program ini berjalan efektif dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan secara gratis," katanya.
Menurutnya dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala serta mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik tanpa terbebani biaya.
Al Amin menginstruksikan kepada seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi untuk memastikan kesiapan fasilitas dan tenaga medis dalam mendukung kelancaran program ini.
Ia berharap, dengan adanya program PKG, kualitas kesehatan masyarakat Bukittinggi dapat meningkat dan angka deteksi dini penyakit dapat lebih optimal.
Kepala Dinas Kesehatan, Linda Farozamenjelaskan PKGdi hari ulang tahun adalah upaya strategis yang dirancang oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.
"Masyarakat yang ingin mengikuti PKG harus memiliki aplikasi Satu Sehat Mobile, BPJS aktif, serta membawa identitas diri," kata Linda.
Program ini berlaku selama 30 hari setelah ulang tahun, sementara bayi baru lahir mendapat layanan dalam 24-48 jam.
Tiket pemeriksaan dapat diakses melalui aplikasi Satu Sehat Mobile atau WhatsApp, dengan syarat mengisi kuisioner skrining mandiri.
PKG mencakup empat kelompok usia yakni bayi baru lahir, balita dan anak prasekolah, dewasa serta lansia.
"Program ini memanfaatkan momentum ulang tahun sebagai pengingat bagi individu untuk melakukan deteksi dini terhadap berbagai kondisi kesehatan yang berpotensi berkembang menjadi penyakit serius," pungkas Linda.