Padang (ANTARA) - Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) B Teluk Bayur, Padang mencatat terjadi kenaikan penerimaan negara lebih dari 3,5 kali lipat didorong ekspor turunan produk sawit seperti Crude Palm Oil (CPO) pada Oktober 2024.
"Pada 31 Oktober, kami mencatat penerimaan negara terkumpul Rp107,83 miliar naik sekitar 3,5 kali lipat dari September 2024," kata Kepala Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Teluk Bayur, Heri Syamsul di Padang, Kamis.
Ia mengatakan, pada September 2024 jumlah penerimaan negara dari sektor yang sama hanya mencapai sekitar Rp29 miliar.
"Penerimaan negara dari ekspor turunan produk sawit pada Oktober itu merupakan capaian bulanan tertinggi sepanjang 2024," katanya.
Menurut Heri, peningkatan signifikan itu dipengaruhi oleh kinerja ekspor produk turunan sawit dan meningkatnya harga kelapa sawit di pasar internasional.
Ia merinci penerimaan negara lewat Pelabuhan Teluk Bayur pada tahun 2023 mencapai Rp559 miliar. Sementara untuk 2024, hingga Oktober realisasi penerimaan negara di Bea Cukai Teluk Bayur telah mencapai Rp383 miliar.
"Dengan kondisi tren terhadap penerimaan negara pada bulan Oktober ini, kemungkinan di November 2024 ini akan kurang lebih sama. Kita optimistis bisa realisasi bisa sama atau melampaui 2023," katanya.
Menurutnya negara tujuan ekspor dari produk turunan minyak sawit melalui Pelabuhan Teluk Bayur adalah negara Asia Selatan seperti India dan Pakistan melalui buyer di Singapura.
Selain turunan minyak sawit, komoditi ekspor yang dikirim melalui Pelabuhan Teluk Bayur diantaranya karet, semen, gambir dan pinang.