Mahasiswa Magister Administrasi Publik Unand pelajari manajemen pemulihan bencana di Agam

id Mahasiswa Magister Administrasi Publik FISIP Universitas Andalas

Mahasiswa Magister Administrasi Publik Unand pelajari manajemen pemulihan bencana di Agam

Rombongan kuliah lapangan Magister Administrasi Publik Unand bersama Sekda Agam setelah diskusi mempelajari manajemen pemulihan bencana di Agam. (Antarasumbar/HO-Tim Magister Administrasi Publik Unand)

Agam (ANTARA) -

Agam (ANTARA) - Mahasiswa Magister Administrasi Publik FISIP Universitas Andalas (Unand) mempelajari penerapan manajemen pemulihan bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Kepala Program Studi Magister Administrasi Publik Unand Desna Aromatica, di Agam, Senin menyampaikan kegiatan mempelajari penerapan manajemen pemulihan bencana tersebut termasuk dalam mata kuliah Manajemen Bencana di program studi Magister yang memberikan wawasan dan pemahaman mendalam tentang penanggulangan bencana.

"Dengan kegiatan kuliah lapangan ini, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga bisa melihat langsung tantangan yang dihadapi oleh instansi terkait dalam manajemen pemulihan bencana," kata dia.

Ia menilai dengan langsung melihat dan mendengar pengalaman dari para praktisi, mahasiswa dapat memahami bagaimana teori yang dipelajari di kelas diterapkan dalam situasi nyata di lapangan.

Kuliah lapangan tersebut diikuti sebanyak tujuh orang mahasiswa, termasuk salah satunya mahasiswa internasional yang berasal dari Thailand.

Para mahasiswa tersebut didampingi tiga orang dosen, yaitu Dr. Desna Aromatica, S.AP., M.AP, Dr. Roni Ekha Putera, S.IP., M.PA, dan Dr. Ria Ariany, M.Si.

Dalam diskusi pada kuliah lapangan itu menghadirkan narasumber utama yakni Sekretaris Daerah Kabupaten Agam yang juga menjabat sebagai ex officio Kepala BPBD Edi Busti yang didampingi Kepala Badan Kesbangpol Bambang Warsito dan Sekretaris BPBD Endri Sasman.

Sekda Agam Edi Busti menjelaskan bahwa koordinasi dan komunikasi lintas stakeholder menjadi kunci utama dalam manajemen pemulihan bencana.

"Terutama prinsip paling penting dalam menjalankan tugas terkait penanganan bencana adalah dedikasi dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Kemudian bagaimana sistem komando dengan jajaran di internal maupun eksternal juga sangat berpengaruh dalam kelancaran tugas," katanya.

Ia kemudian berbagi pengalaman saat menanggulangi bencana banjir lahar dingin (galodo) yang melanda beberapa wilayah Sumatera Barat pada Mei lalu.

"Saat bencana terjadi, kita harus pintar menganalisa kondisi dan siap dengan segala situasi. Persoalan logistik dan pencatatan administrasi harus diperhatikan dengan sangat detail," ujarnya mengungkapkan.

Sekda Edi Busti menyoroti tiga elemen penting dalam manajemen bencana, yaitu legalitas, administrasi pertanggungjawaban dan keuangan.

Dia juga menjawab pertanyaan dari salah seorang mahasiswi yang mengikuti kuliah lapangan atas nama Tirza Haqia Purnama terkait seperti apa tantangan BPBD dalam menerapkan manajemen administrasi pada penanganan bencana tersebut.

"Tantangan terbesar kita adalah kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan ketersediaan anggaran, baik di APBD maupun dari APBN," kata dia.