Lubuk Sikaping (ANTARA) - Bupati Pasaman, Sabar AS mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada investasi besar yang masuk ke Pasaman.
"Sekali lagi saya mohon, mari dukung secara total, demi kepentingan bersama. Tidak hanya Bonjol, tapi Pasaman secara umum. Maksimalkan sosialisasinya. Ingat, kuncinya disosialisasi, agar informasi yang benar bisa sampai secara utuh kepada masyarakat," kata Sabar AS, dalam rapat percepatan rencana investasi energi panas bumi Bonjol di ruang rapat Bupati Pasaman, Selasa.
Prinsipnya kata Sabar AS investasi ini harus jalan, kalaupun ada masalah, mari kita atasi bersama. Ini kepentingan bersama. Kepentingan daerah dan kepentingan masyarakat. Jangan gara-gara hal kecil, investasi harus tertunda. Muaranya, masyarakat juga yang akan rugi.
Kepada pemangku kepentingan yang terlibat, mulai OPD terkait, camat dan forkopimca Bonjol, Wali Nagari serta ninik mamak, diharapkan Bupati untuk mampu merangkul semua pihak yang berkepentingan dan bisa memfasilitasi suara-suara yang muncul di masyarakat.
"Ini proyek besar dan berdampak luas, baik untuk daerah maupun masyarakat. Sama sekali bukan untuk kepentingan orang per-orang, apalagi bupati atau yang lainnya," tegas bupati.
Kepada tim sosialisasi yang telah ditunjuk, diharapkan maksimal bekerja. Jangan sampai isu-isu yang kini bersileweran di medsos, bisa mengalahkan kebenaran yang ada, lantaran informasi yang benar tidak sampai ke masyarakat.
"Saya minta Pak Camat Bonjol 'all out' di lapangan, kalau perlu 24 jam non stop. Ajak rekan-rekan Forkopimca, Kapolsek juga Danramil. Rangkul semua pihak yang berkepentingan. Gunakan semua media yang ada, termasuk di masjid-masjid dalam setiap kesempatan," pesan Bupati Sabar AS.
Dijelaskan bupati, terlaksanannya proyek pembangkit listrik geothermal Bonjol, merupakan kebutuhan dan kebanggan bagi Pasaman.
"Kapan lagi investasi swasta skala besar masuk ke Pasaman. Dan tolong dicatat, kalaupun bukan saya bupatinya nanti, saya harap Geothermal Bonjol tetap jalan, agar ekonomi masyarakat Pasaman bisa lebih baik lagi," tegas bupati Sabar AS.
Sementara itu, Dt. Mangkuto Alam, ninik mamak Kenagarian Ganggo Mudiak, Kecamatan Bonjol, menyatakan dukungan penuhnya atas rencana investasi tambang energi panas bumi yang akan dilakukan di daerahnya.
"Kalau kurang tapak tangan, jo nyiru kami tampuangkan," ujar Dt. Mangkuto Alam usai pertemuan antara investor PT Medco Geothermal Sumatera (MGSu) dengan para ninik mamak yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten Pasaman.
Menurut Dt. Mangkuto Alam, sebagai ninik mamak pemangku adat Salareh Aia Bonjol, orientasinya tidak lain adalah bagaimana setiap kebijakan dan keputusan yang dikeluarkan mendatangkan kemaslahatan bagi anak kemenakan.
"Masalah yang ada saat ini, merupakan hal biasa. Kalau soal ganti rugi tanah, bisa didudukan kembali. Tapi masyarakat sedikit terprovokasi akibat 'digoreng' oleh oknum perantau melalui media sosial, yang padahal mereka sendiri tidak tahu duduk persoalannya," ucap Dt. Mangkuto.
Diungkapkannya, soal ganti rugi tanah itu muncuat, lantaran ada yang menyebutkan nominal harga Rp.300 rb sampai Rp.400.000,- permeternya. Padahal standar harga tanah itu sudah ada dasarnya, sesuai NJOP yang ditetapkan pemerintah.
Namun, Datuak Mangkuto optimis, pembangunan pembangkit listrik energi panas bumi Bonjol, akan berjalan sebagaimana diharapkan.
Berita Terkait
Anggota KPPS 04 Mahakarya Pasaman Barat mengenakan pakaian kesenian Reok Ponorogo
Rabu, 27 November 2024 14:56 Wib
KPU Pasaman Barat pastikan KPPS siap layani pemilih
Rabu, 27 November 2024 9:53 Wib
KPU Pasaman Barat larang pemilih bawa telepon genggam ke bilik suara
Selasa, 26 November 2024 21:00 Wib
KPU Pasaman Barat adakan sosialisasi dan pendidikan pemilih
Selasa, 26 November 2024 19:09 Wib
PMI Pasaman Barat kerja sama pemenuhan darah dengan PMI Bukittinggi
Selasa, 26 November 2024 19:09 Wib
KPU Pasaman Barat: Warga boleh memilih dengan membawa KTP elektronik
Selasa, 26 November 2024 19:09 Wib
Menuju pulau terluar Pasaman Barat demi layani hak pilih warga
Selasa, 26 November 2024 15:54 Wib
RSUD Pasaman Barat bersiap jadi rumah sakit ibu dan anak
Selasa, 26 November 2024 15:46 Wib