Tokoh perempuan Minang bantu korban longsor Sitinjau Lauik

id edriana noerdin,longsor sitinjau lauik,women research institute,rumah korban longsor sitinjau lauik

Tokoh perempuan Minang bantu korban longsor Sitinjau Lauik

Tokoh perempuan Minangkabau, Edriana memberikan bantuan bagi korban longsor Situnjau Lauik. (ANTARA/Dok pribadi)

Padang (ANTARA) - Tokoh peneliti perempuan asal Minangkabau, Edriana Noerdin memberikan bantuan kepada korban yang rumahnya rusak dihantam tanah longsor di jalan lintas Padang-Solok di kawasan Sitinjau Lauik, Lubuk Paraku, Kecamatan Lubuk Kilangan.

"Kami ikut prihatin dengan bencana lonsor di kawasan Sitinjau Lauik yang juga merobohkan satu rumah milik Yanti. Sebagai sesama warga Sumbar, kami ingin ikut membantu kesulitan yang tengah dihadapi saudaranya," katanya saat menyerahkan bantuan berupa uang tunai di Padang, Rabu.

Edriana menyebut pascalonsor hingga saat ini Yanti bersama keluarga masih tinggal di tenda karena rumah mereka tidak bisa lagi ditinggali.

Meski material longsor sudah dibersihkan, tetapi Yanti kesulitan biaya untuk membangun kembali rumah yang sekaligus menjadi kedai nasi, tempat usaha satu-satunya bagi keluarga tersebut.

Menurut Edriana yang paling penting saat ini adalah keluarga itu bisa berlindung dari cuaca yang masih cukup ekstrim dan membuka usaha kembali. Karena itu bantuan diarahkan untuk atap bangunan.

Edriana yang merupakan salah seorang peneliti di Women Research Institute tersebut berharap bantuan yang diberikan bisa membantu keluarga Yanti untuk bisa kembali membangun rumah dan membuka lagi kedai nasi miliknya.

Menerima bantuan yang tidak disangka-sangka itu, Yanti mengucap syukur dan terima kasih. Kepedulian yang ditunjukkan Edriana sebagai sesama warga Sumbar itu cukup menjadi penawar bagi hatinya yang rusuh mencari cara membangun rumah kembali.

Membangun rumah butuh biaya yang cukup besar. Sementara sumber penghasilannya adalah kedai nasi yang melekat dengan rumah yang telah habis dilanda longsor.

Yanti bercerita longsor yang merobohkan rumahnya terjadi pada Sabtu (22/8) saat hujan lebat mengguyur kawasan tersebut. Beruntung longsor terjadi siang hari sehingga semua anggota keluarganya bisa menyelamatkan diri.

"Tidak terbayang jika longsor terjadi dini hari. Entah bagaimana nasib kami jadinya, ujarnya.

Selain merobohkan rumah, longsor juga menutup akses jalan Sitinjau Lauik. Hingga saat ini alat berat masih bekerja membersihkan material longsor.***