Padang Pariaman dapat tambahan vaksin PMK 2.500 dosis dari Pemprov Sumbar

id Vaksin pmk Padang Pariaman,Berita Padang Pariaman,Kasus pmk ,Padang Pariaman

Padang Pariaman dapat tambahan vaksin PMK 2.500 dosis dari Pemprov Sumbar

Suasana rapat di Dinas Pertenakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar terkait pendistribusian vaksin PMK. (ANTARA/Aadiaat M. S.)

Parik Malintang (ANTARA) - Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mendapatkan tambahan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebanyak 2.500 dosis dari pemerintah provinsi (Pemprov) Sumbar yang akan dijemput pemerintah setempat besok dan didistribusikan Senin (25/7).

"Vaksin tersebut kami berikan untuk ternak di nagari yang belum terdampak PMK, sekarang sudah 63 nagari di Padang Pariaman yang terdampak PMK tinggal 40 nagari lagi yang belum terdampak," kata Pelaksana Tugas Dinas Pertenakan dan Kesehatan Hewan Zulkhailisman di Parik Malintang, Kamis.

Ia mengatakan sekitar sebulan yang lalu daerah itu juga mendapatkan 200 dosis vaksin yang disuntikkan kepada ternak di nagari yang belum terpapar virus itu sebagai dosis I. Sedangkan dosis II akan dilanjutkan setelah vaksin dari 2.500 itu dijemput.

Penjemputan ribuan vaksin tersebut dilakukan secara bertahap karena mengingat fasilitas penyimpanan milik daerah itu yang belum memadai.

Ia menyebutkan saat ini perkembangan kasus PMK di Padang Pariaman terus meningkat yang hingga kemarin telah mencapai 1.966 ekor yang terdiri dari 1.650 ekor sapi, 314 ekor kerbau dan dua kambing.

339 dari ternak yang terjangkit PMK tersebut telah sembuh sedangkan sembilan di antaranya dipotong paksa dan delapan ekor mati.

Ia menyampaikan pendistribusian vaksin saat ini masih berdasarkan nagari yang masuk zona hijau namun jika petugas kesulitan mencari ternak untuk divaksin maka pihaknya akan mencari di tingkat korong yang belum terjangkit PMK meskipun nagarinya masuk zona merah.

"Kami akan koordinasikan dengan pemerintah camat, wali nagari, wali korong, dan petugas serta kelompok tani dan peternak," katanya.

Ia menyampaikan tantangan pihaknya dalam mendistribusikan vaksin tersebut selain geografis daerah yang berbukit dan sungai juga jarak antar ternak yang jauh, juga persepsi masyarakat bahwa vaksin itu berbahaya.

"Vaksin PMK berbahaya itu tidak benar, jika ditemukan ternak yang sudah divaksin masih juga terjangkit PMK maka kemungkinan virus PMK sudah ada di dalam tubuh ternak sebelum divaksin," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya pihaknya akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait vaksin sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus PMK.