Sandiwara "Bujang Sambilan" donas terkumpul, masyarakat terhibur

id Sandiwara, bujang sambilan, donasi, fadly amran, padang panjang

Sandiwara "Bujang Sambilan" donas terkumpul, masyarakat terhibur

Penampilan Sandiwara "Bujang Sambilan" memukau penonton di Padang Panjang. (Antara/Fira)

Padang Panjang (ANTARA) - Kepiawaian Zikril Husna memerankan Rambun Bamaniak bersama Dianni Oktavia Putri sebagai Puti Ransani (Sani), saat meratapi kesedihannya dalam sandiwara berjudul " Bujang Sambilan", mampu membuat penonton larut, bahkan meneteskan air mata.

Pementasan Bujang Sambilan yang disutradarai Yulio Hasanoma, malam itu, Rabu (30/12), di Desa Kubu Gadang, berlangsung apik. Seluruh pemeran "all out". Para penonton pun terhibur.

Termasuk Walikota H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano yang menyaksikan seluruh rangkaian acara hingga selesai.

Bujang Sambilan merupakan sebuah legenda terjadinya Danau Maninjau. Lewat cerita rakyat itu, Persatuan Pemuda Kubu Gadang (PPKG) mentransformasikannya menjadi adegan sandiwara.

Singkat cerita, Bujang Sambilan tak merestui adiknya Sani berhubungan dengan Giran anak Rambun Bamaniak, istri paman mereka, Datuak Limbatang. Inilah konflik yang diangkat dalam pertunjukan berdurasi lebih dari dua jam itu.

Sani dan Giran dituduh melakukan kesalahan melanggar adat, sehingga harus dihukum dengan dibuang ke kawah Gunung Sitinjau. Sesaat setelah hukuman dijalankan, tiba-tiba gunung meletus dengan dahsyatnya sehingga tidak ada seorang pun yang selamat. Sedangkan sembilan saudara laki-laki Sani menjelma menjadi ikan. Letusan dahsyat gunung itu menyisakan kawah yang luas dan lama-kelamaan berubah menjadi sebuah danau dan diberi nama Danau Maninjau.

Untuk mengabadikan kisah, nama mereka dijadikan nama daerah yang berada di sekeliling Danau Maninjau seperti, Tanjung Sani, Sigiran, Sungai Batang, Sikudun, Bayua, Koto Malintang, Koto Kaciak, Sigalapuang, Balok dan Kukuban.

Ada gelak tawa, ada sorak kesal dengan salah seorang pemain Bujang Sambilan lantaran dianggap kejam, ada pula yang menangis haru. Warga masyarakat yang hadir terlihat "enjoy". Durasi yang dibilang lumayan lama tak terasa hingga akhir cerita.

Sekretaris Panitia Yuliza Zen menyampaikan, Sandiwara Bujang Sambilan pernah sukses diselenggarakan enam tahun lalu. Sandiwara tersebut ditampilkan kembali dalam rangka penggalangan dana pembangunan balai desa.

"Acara ini terselenggara lewat fasilitas dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar Rp. 200 juta, serta dukungan dari Pemko Padang Panjang dan Karang Taruna Tunas Cempaka," ungkapnya.

Wako Fadly mengapresiasi kreativitas kelompok sadar wisata Kubu Gadang. Fadly berharap hal itu terus dikembangkan, karena berdampak pada perekonomian masyarakat.

Acara serupa, lanjut Fadly, hendaknya terus digiatkan minimal sebulan atau dua bulan sekali. "Kubu Gadang makin terlihat perkembangannya teruslah berkreativitas," katanya.

Malam itu Fadly turut berdonasi secara pribadi untuk pembangunan balai desa bersama dengan sejumlah pejabat seperti Camat Padang Panjang Timur, Doni Rahman, anggota DPRD, Aditiawarman dan beberapa tokoh masyarakat.