Petani Pasaman gunana alat panen padi modern, sangat menghemat

id padi

Petani Pasaman gunana alat panen padi modern, sangat menghemat

Operasi perdana mesin modern Combine Harvester dilahan pertanian milik Keltan Gaya Baru, Pegang, Nagari Bahagia, Kecamatan Padanggelugur. (ist)

Lubuksikaping, (ANTARA) - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Pasaman dalam mendongkrak produksi padi di daerah itu, salah satunya pemberian bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) pra dan pasca panen kepada petani.

Salah satunya Kelompok Tani Gaya Baru, Nagari Bahagia, Kecamatan Padang Gelugur, beberapa waktu lalu baru saja mendapatkan bantuan alat panen padi modern bantuan Kementan RI, jenis Combine Harvester.

"Penggunaan combine harvester sangat-sangat menghemat waktu kerja. Selain itu dapat menekan biaya panen. Akibatnya, petani jadi untung," kata Ketua Keltan Gaya Baru, Dahlawi, Jumat.

Combine harvester atau alat panen modern untuk memudahkan kerja petani serta menghemat biaya panen padi hingga 40 persen. Mesin kombinasi dari tiga fungsi yang berbeda, memotong, merontokan, dan menampi padi dalam satu rangkaian operasi.

Ia menggambarkan pemakaian combine harvester ukuran kecil hanya memakan waktu 2-3 jam per hektar. Selain itu, sudah bersih terpotong hingga pangkal batang. Sehingga memperkecil kehilangan hasil panen dibanding menggunakan cara konvensional.

"Cukup efisiensi, bisa menekan biaya hingga separuhnya. Ini sekaligus mengatasi semakin sulitnya mencari tenaga kerja pertanian," terangnya.

Alat panen modern ini diserahkan langsung oleh Bupati Pasaman, Yusuf Lubis kepada sejumlah kelompok tani penerima, beberapa waktu lalu. Salah satunya Keltan yang Ia pimpin.

"Ini dalam rangka running test, sekaligus panen perdana penggunaan alat. Kita sangat puas dengan alat ini," kata Dahlawi, dihadapan Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Efriyanto yang hadir diacara panen raya itu.

Selama ini, dalam setiap panen pihaknya harus merogoh kocek yang dalam untuk biaya panen. Untuk upah pekerja, pengipasan hingga pengangkutan. Bahkan, waktu bekerja untuk satu hektar sawah bisa seharian atau bahkan lebih.

"Kami biasanya memanen padi untuk satu hektarnya menggunakan lima belas orang pekerja, satu hari. Tapi setelah menggunakan alat ini cukup hanya dengan waktu 3 jam saja" tambahnya.

Sementara Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Efriyanto mengharapkan dengan adanya alat bantu panen ini, akan lebih meningkatkan kesejahteraan petani dan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di kecamatan itu.

"Alsintan juga mendongkrak nilai gengsi bertani, mengurangi 'loss' hasil pertanian, meningkatkan kualitas produksi hasil pertanian, memperbaiki kualitas hasil pertanian, membantu pelaksanaan tanam serempak dan meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Anto. (*)