Dinkes Sumbar Tingkatkan Pengawasan Virus Zika

id virus zika, dinkes, sumbar

Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat terus meningkatkan pengawasan di pelabuhan dan bandara terhadap virus Zika guna mencegah penyebaran virus tersebut.

"Saat ini Dinkes Sumbar sudah mengkoordinasikan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pengecekan terhadap orang-orang yang datang atau tiba ke Indonesia, khususnya dari negara yang terinfeksi virus Zika seperti Brazil dan Singapura," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Bencana Dinkes Sumbar Dr Irene, MKM di Padang, Rabu.

Ia menjelaskan pengecekan yang dilakukan dengan pemeriksaan suhu dan pengambilan darah pada seseorang yang mengalami demam dan ruam serta pemberian kartu kewaspadaan kesehatan (health alert card).

"Bila dalam pemeriksaan positif akan kita panggil kembali," katanya.

Ia menyebutkan di daerah Sumbar untuk penerbangan umum tidak ada penerbangan yang langsung dari Singapura, melainkan melalui Batam sehingga pemeriksaan hanya dilakukan KKP di pelabuhan.

Selain itu, saat ini KKP sudah berkoordinasi dan melakukan pemeriksaan pada kapal yang barang dari daerah terjangkit.

Selanjutnya, Dinkes Sumbar juga membuat edaran kepada Dinkes kabupaten/kota untuk meningkatkan surveilans penyakit sehingga gejala-gejala penyakit terpantau langsung melalui pengisian Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Penyakit (SKDR) yang dikirimkan oleh Puskesmas setiap hari Rabu secara daring sehingga bisa dilihat jika ada peningkatan suatu penyakit.

Ia menjelaskan salah satu ciri-ciri seseorang yang terinfeksi virus Zika yang dapat di pantau adalah demam.

Adapun gejala penyakit yang disebabkan virus Zika adalah mata merah, sakit kepala, demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan serta nyeri otot dan sendi.

Jika virus tersebut menjangkiti ibu hamil maka dapat ditularkan kepada bayi dalam kandungannya.

Selain itu virus juga dapat menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi virus Zika.

"Saat ini belum ada alat pendeteksi virus Zika, yang kita pantau adalah peningkatan suhu," tambah dia.

Ia menyarankan bagi penderita terinfeksi virus Zika agar istirahat yang cukup dan banyak minum cairan untuk mencegah dehidrasi.

"Saat ini belum ada vaksin atau obat tertentu untuk mengobati infeksi zika, jadi memang harus diwaspadai penyebarannya," kata dia.

Irene mengatakan orang yang terjangkit virus Zika akan sembuh sendiri atau "self limiting diseases" karena tubuh akan membentuk kekebalan tubuh untuk melawannya.

Selanjutnya, ia mengimbau kepada masyarakat yang ingin bepergian ke daerah terjangkit seperti Singapura dan Brazil untuk bisa menunda perjalanannya bila memang bukan dalam keperluan yang penting.

Virus Zika adalah sejenis virus yang menjangkiti manusia dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, sehingga upaya pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan harus dilakukan.

Salah satunya melalui kegiatan 3 M Plus yaitu Menguras, Menutup, Memanfaatkan barang bekas dan Plus Kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat anti nyamuk, kelambu, memakai obat oles anti nyamuk dan lain-lain.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan virus Zika sebagai salah satu virus yang harus paling diantisipasi, khususnya di daerah Amerika Latin dan Asia.

Menurut Menkes virus itu sangat berbahaya, khususnya bagi ibu hamil.

"Yang ditakutkan adalah, kalau Zika terkena ibu hamil, mendapatkan anak-anak dengan kepala kecil. Meski ini butuh pembuktian lagi," ujar Nila. (*)