Padang (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan penelitian mendalam terkait keberadaan menhir di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dilakukan pada 2024.
"Sudah ada pembicaraan antara BRIN dengan pemerintah provinsi dan kabupaten. Bahkan nota kesepahaman sinergisnya juga sudah ditandatangani," kata Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Herry Yogaswara di Padang, Jumat.
Merujuk kepada nota kesepahaman sinergis yang ditandatangani kedua belah pihak, Herry juga memastikan sudah ada lampiran untuk dilakukan kajian mendalam terkait menhir di Kabupaten Limapuluh Kota.
"Kegiatannya (penelitian) memang belum dieksekusi dan mungkin dilakukan pada tahun 2024 ini," kata dia.
Secara umum peneliti BRIN sudah siap melakukan penelitian. Hanya saja lembaga tersebut masih menunggu kepastian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar sebagai pihak yang akan mendanai penelitian itu.
Herry menjelaskan salah satu tujuan utama penelitian tersebut ialah untuk membuktikan dan mencari tahu usia menhir. Nantinya para peneliti akan menggunakan metode radiocarbon dating guna mengetahui usia gugusan menhir yang berada di Nagari (Desa) Maek, Kabupaten Limapuluh Kota tersebut.
"Biasanya kita kolaborasi antara BRIN dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) karena mereka memiliki kekuatan riset di paleoantropologi," ujarnya.
Terpisah Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan pada 1985 peneliti dari UGM pernah melakukan penelitian di situs bersejarah tersebut. Para peneliti juga membawa sampel seperti gigi, tengkorak, dan tanah.
Namun hingga kini penelitian tersebut belum membuahkan hasil. Supardi mengaku juga sudah menyambangi UGM untuk memastikan sampel yang dibawa itu.
"BRIN akan melakukan radiocarbon dating untuk mengetahui usia gugusan menhir yang terletak di Nagari Maek, Kabupaten Limapuluh Kota," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN pastikan penelitian menhir di Sumbar dilakukan pada tahun ini