Sarilamak (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan kelas III Suliki, Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar) turut melakukan peringatan Hari Ibu Nasional ke-96 Tahun 2024, pada Minggu (22/12).
Pada kegiatan tersebut warga binaan yang mendekam di Lapas membasuh kaki ibu mereka yang sengaja dihadirkan oleh pihak Lapas Suliki.
"Melalui momen hari ibu ini kami ingin menggugah serta menyentuh hati warga binaan dengan menghadirkan ibu mereka langsung," kata Kepala Lapad Sukiki Kamesworo di Sarilamak.
Ia mengatakan Lapas Suliki sengaja mengundang para ibu untuk datang langsung, lalu dipertemukan dengan anaknya yang sedang menjalani masa hukuman.
Prosesi dimulai dengan makan bersama antara warga binaan dengan dang ibu, mereka dimita saling menyuapi makanan satu sama lain.
"Dari kegiatan ini kami ingin membawa warga binaan ke masa kecil ketika jiwa yang masih polos dan lugu diasuh oleh ibu," katanya.
Suasana haru dan penuh cinta terlihat ketika narapida menyuapi ibu mereka, setelah itu dilanjutkan dengan prosesi basuh kaki Ibu.
Petugas lapas Suliki menyiapkan baskom yang berisi air, sedangkan para ibu duduk di atas kursi. Kemudian warga binaan mulai membasuh kaki sang ibu.
Suasana membasuh kaki ibu itu diiringi langsung oleh puisi serta musik haru yang membuat suasana menjadi lebih emosional.
Kepala Lapas Suliki Kames berharap tradisi basuh kaki yang sudah dilakukan dalam tiga tahun terkahir, dapat membuat warga binaan berubah menjadi lebih baik ke depannya.
“Kasih sayang ibu sepanjang masa, kami harap itu menjadi penguat warga binaan selama menjalani hukuman di Lapas, dan benar-benar berubah ke arah yang lebih baik lagi," harapnya.
Kegiatan basuh kaki Ibu menjadi program pembinaan karakter yang membuat warga binaan dapat menghormati, menghargai dan terjalin rasa kasih sayang antara ibu dan anak
Mereka diminta berjanji untuk benar-benar berubah ke arah yang lebih baik, serta menjadi manusia yang bermanfaat untuk bangsa dan negara.
Salah satu orang tua dari warga binaan yakni Fitma, memyanbut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh Lapas Suliki karena bermanfaat dan penuh makna.
“Saya bersyukur kegiatan ini membuat saya haru, bisa menerima sekaligus memaafkan kesalahan anak saya, saya berdoa semoga anak saya menjadi manusia yang lebih baik ketika bebas,” katanya.