Lapas Suliki targetkan 40 WBP Khatam Al-Quran selama Ramadhan

id Lapas Suliki ,WBP Khatam Al-Quran

Lapas Suliki targetkan 40 WBP Khatam Al-Quran selama Ramadhan

Narapidana Lapas Suliki, Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar) mengaji bersama dalam program pesantren Ramadhan di Lapas setempat pada Rabu (5/3). ANTARA/HO-LapasSuliki

Sarilamak (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki, Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar) menargetkan 40 warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas setempat bisa menamatkan bacaan Al-Quran (Khatam) selama Ramadhan 2025.

"Lapas Suliki menggulirkan program pesantren yang diikuti oleh para narapidana atau WBP selama Ramadhan, ditargetkan pada akhir nanti ada 40 santri yang khatam Al-quran," kata Kepala Lapas Suliki Kamesworo di Sarilamak, Rabu.

Ia mengatakan target tersebut dibuat bukan tanpa alasan, karena dalam program Pesantren Ramadhan 2025 para narapidana akan diakrabkan dengan kitab suci umat Islam tersebut.

Narapidana sebagai santri akan menjalani aktivitas membaca, memahami, dan mengkaji Al-Quran (tadarus) dalam program pesantren.

"Kegiatan tadarus kami bagi dalam beberapa waktu setiap harinya, mulai dari Shubuh, siang hari, hingga setelah menunaikan ibadah malam hari," jelasnya.

Kames menerangkan selain kegiatan tadarus, narapidana juga akan ditempa dengan berbagai materi serta pembelajaran Agama selama menjadi santri.

Lapas Suliki telah menyiapkan sepuluh tenaga pengajar yakni ustadz atau ustadzah yang akan membimbing dan memberikan pelajaran.

"Secara umum misi kami adalah mampu mengubah diri serta perilaku para narapidana selama Ramadhan lewat pendidikan Agama serta Al-Quran," katanya.

Kegiatan pesantren yang sudah dimulai di Lapas Suliki sejak hari pertama Ramadhan berjalan dengan aman dan kondusif, dan mendapatkan sambutan yang positif dari warga binaan sebagai santri.

Ia memaparkan saat ini Lapas Suliki memiliki penghuni mencapai 132 orang, mayoritasnya adalah pemeluk agama Islam dengan persentase sembilan puluh sembilan persen.

Pihaknya menyatakan narapidana mungkin adalah orang-orang yang pernah melakukan kesalahan di masa lalu, namun bukan berarti mereka akan salah selamanya.

"Kami percaya bahwa mereka bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik, di sanalah Lapas berperan untuk mendukung serta mendorong perubahan tersebut," katanya.

Menurutnya program pesantren milik Suliki dapat berjalan dengan maksimal berkat dukungan dari berbagai pihak.

Mulai dari Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, Kemenag, KUA Kecamatan Suliki, BKMT Lima Puluh Kota, Pesantren An-Nahl, serta Baznas kabupaten setempat.