BKKBN apresiasi Semen Padang atas bantuan PMT dan penyediaan air bersih

id Pencegahan stunting

BKKBN apresiasi Semen Padang atas bantuan PMT dan penyediaan air bersih

Semen Padang memberikan bantuan PMT dalam rangka menekan angka stunting di Solok. (Antara/HO-Humas Semen Padang).

Padang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sumbar mengapresiasi PT Semen Padang serta Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Wilayah Sumbar dan Forum Komunikasi Istri Karyawan Semen Padang (FKIK-SP) yang telah menyalurkan bantuan Program Makanan Tambahan (PMT) untuk balita stunting dan penyediaan air bersih di Nagari Labuah Panjang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

"Kami dari BKKBN Sumbar mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada IIP BUMN Sumbar, Semen Padang dan FKIK-SP," kata Kepala BKKBN Perwakilan Sumbar Fatmawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Padang, Minggu.

Ia mengatakan pemberian bantuan tersebut adalah bagian dari upaya untuk mengidentifikasi kasus stunting di Kabupaten Solok, khususnya Labuah Panjang. Apalagi, Labuah Panjang sendiri lokasinya berada di atas perbukitan yang tentunya minim sumber air bersih.

Sehingga, pemberian bantuan PMT dan juga penyediaan air bersih untuk Labuah Panjang tersebut adalah bantuan prioritas nasional dalam pencegahan maupun penurunan angka stunting.

Menurut dia, bantuan itu tentunya merupakan salah satu bentuk upaya maksimal dari salah satu unsur mitra kerja dari Pemerintah Kabupaten Solok. Apalagi dalam Perpres Nomor 72 tahun 2021 juga dijelaskan bahwa dalam penanganan kasus stunting sangat diharapkan pendekatan dari mitra kerja.

"Kalau pemerintah saja memang porsinya terbatas untuk advokasi dan edukasi, makanya butuh pihak lain untuk penanganan stunting ini," ujarnya.

Secara umum, ia menjelaskan untuk mencegah terjadinya stunting harus ada upaya mengawal mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan yaitu pada saat terjadinya konsepsi sampai usia anak dua tahun.

Di dalam 1.000 hari pertama kehidupan tersebut, Fatmawati menyampaikan harus ada pendampingan secara maksimal dan upaya intervensi kepada calon pengantin yang akan menikah, terutama terkait kebutuhan gizi pada ibu hamil nantinya.

Sebab, lanjut dia, kalau sudah terjadi stunting dan dilakukan intervensi terkait kebutuhan gizinya, keberhasilannya hanya 20 persen.

"20 persen ini hasil penelitian. Makanya di 1.000 hari pertama kehidupan ini, kita harus mengawalnya sejak awal. Harus ada intervensi kepada calon pengantin yang akan menikah," tegasnya.

Seiring dengan itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan SDM Kabupaten Solok Muliadi Marcos menyampaikan bantuan PMT dan penyediaan air bersih ini sejalan dengan Indonesia Emas 2045.

Ia berharap pada 2045 nanti, anak bawah dua tahun stunting tersebut bisa keluar dari berbagai persoalan. Oleh sebab itu, PMT dan penyediaan air bersih di Labuah Panjang begitu besar manfaatnya, apalagi di masa bonus demografi sekarang ini.

"Saya mewakili Bupati Solok mengucapkan terima kasih kepada Semen Padang, IIP BUMN Sumbar dan FKIK-SP yang telah peduli pada angka stunting di Labuah Panjang," tuturnya.