PKM Unbrah beri pelatihan penggunaan buku KIA cegah stunting di Sijunjung

id PKM Unbrah, sijunjung, buku KIA

PKM Unbrah beri pelatihan penggunaan buku KIA cegah stunting di Sijunjung

PKM Unbrah beri pelatihan penggunaan buku KIA untuk atasi stunting. (ANTARA/ist)

Sijunjung (ANTARA) - Kartu Menuju Sehat (KMS) sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1970-an sebagai alat untuk memantau tumbuh kembang anak usia 0—5 tahun dan biasanya diisi oleh dokter atau petugas kesehatan.

Dalam perkembangannya KMS ini dimasukkan ke dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, karena berisi informasi kesehatan, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan meliputi imunisasi, gizi seimbang dan Vitamin A.

Akan tetapi pada pelaksanaannya tidak semua ibu bahkan kader Posyandu di Indonesia dapat mengisi KMS dalam buku KIA, tidak terkecuali di Sumatera Barat

Hal ini juga disinyalir menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting di Sumbar yang pada survei dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 23,3 persen balita, termasuk di Kabupaten Sijunjung yang menyumbang 30,1 angka prevalensi balita stunting.

Dari survei singkat yang dilakukan Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Baiturrahmah didapatkan bahwa kemampuan dan pengetahuan kader Posyandu di Kabupaten Sijunjung tentang pemanfaatan KMS pada buku KIA masih rendah.

Hal ini juga diperkuat dengan rendahnya kemampuan kader dalam melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita.

Berdasarkan survei tersebut Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri atas dr. Prima Adelin, Sp.P.K sebagai ketua, dan anggota yakni Nirmala Sari, S.ST, M.Keb ,Hilda Hidayat, M.Kes dan Ira Suryanis S.ST, M.Keb melakukan PkM melalui Pelatihan Penggunaan Buku KIA bagi Kader Dalam Memantau Pertambahan Berat Badam dan Tinggi Badan Balita Dalam Pencegahan Stuntinh di Kabupaten Sijunjung Tahun 2022.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 16 Desember 2022 di Kantor Wali Nagari Pematang Panjang Kabupaten Sijunjung dengan mengundang kader Posyandu di Kabupaten Sijunjung.

Dalam pelaksanaanya tim mengajarkan atau mempraktikan langsung dalam mengisi KMS pada buku KIA sekaligus juga memberikan penyuluhant terkait informasi yang berhubungan dengan KMS dan KIA.

Kegiatan yang dibantu oleh mahasiswa Unbrah tersebut diikuti oleh 25 kader posyandu yang juga dilatih dalam pengukuran berat dan tinggi badan balita.

Secara singkat juga Tim PkM Unbrah menyampaikan terkait bahaya stunting, termasuk perkembangan stunting di Indonesia hingga penanggulangan stunting secara dini.

Tujuan dari kegiatan pelatihan ini untuk membiasakan sekaligus meningkatkan pemahaman kader posyandu terhadap pengisian KMS dalam buku KIA serta pengetahuan pengukuran tinggi dan berat badan

Dengan meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tersebut harapannya kader dapat memberikan penyuluhan terpadu ke pada masyarakat sehingga pemahaman tentang KMS dan KIA serta pengukuran tinggi dan berat badan di Kabupaten Sijunjung menjadi meningkat.

Tim PKM Unbrah beri pelatihan penggunaan buku KIA untuk cegah stunting di Sijunjung. (ANTARA/ist)


Dari hasil yang didapat setelah dilakukan kegiatan ini, tim PkM menyimpulkan terjadi peningkatan pemahaman terkait pengisian KMS dalam buku KIA serta pengukuran tinggi dan berat badan balita.

Dengan pemahaman bahwa KMS adalah catatan grafik perkembangan anak yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin.

Tentunya kader juga dapat memahami status seorang balita mengalami stunting atau tidak sehingga penanggulangannya dapat dilakukan lebih cepat.

Adapun luaran dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan, pemanfaatan KMS pada buku KIA dan meningkatnya kemampuan kader dalam penilaian hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan balita dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Artikel ilmiah ini dipublikasikan melalui jurnal ber ISSN atau prosiding ber ISBN dari seminar nasional, artikel pada media massa cetak/ elektronik, dan video kegiatan. *