Tim Pengabdian Masyarakat Unbrah Edukasi Program "Isi Piringku" Kepada Siswa SDN 09 Nagari Sijunjung
Sijunjung (ANTARA) - Program "Isi Piringku" merupakan bentuk kampanye pemerintah untuk pemenuhan gizi seimbang yang pada dasarnya sebagai pengganti konsep 4 Sehat 5 Sempurna.
Dalam kampanye kepada masyarakat, Program Isi Piringku menjelaskan tentang pemenuhan porsi makanan pokok yang seimbang mulai dari kabohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring, dilengkapi dengan lauk pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring, terakhir setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3.
Saat ini pemerintah melalui ujung tombaknya Kemenkes RI dan instansi lainnya secara berkelanjutan melakukan promosi dan edukasi terkait "Isi Piringku".
Edukasi ini menyasar ke seluruh lapisan masyarakat khususnya pada lingkungan yang banyak terjadi kasus stunting, seperti di Sumatera Barat.
Mengingat kejadian stunting atau gangguan pertumbuhan ini amat ditentukan oleh faktor tidak seimbangnya atau buruknya asupan nutrisi yang diterima oleh anak semenjak lahir hingga usia balita.
Pada perjalanannya pemerintah juga menggandeng dan bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam menyosialisasikan "Isi Piringku".
Seperti yang dilakukan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Baiturrahmah (Unbrah) yang melakukan kegiatan PkM dengan judul Edukasi Isi Piringku dan Game Praktik Pemilihan Menu Isi Piringku di SDN Kanagarian Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat pada Desember 2022 lalu.
Tim PkM Unbrah ini terdiri atas Ketua Vitri Yuli Afni Amran, SST, M.Keb, anggota Putri Engla Pasalina, SST, M.Keb, Nirmala Sari, SST, M.Keb, Hendri Devita, SKM, M.Biomed.
Dalam pelaksanaannya yang masuk dalam rangkaian kegiatan tahunan kampus University Social Responsibility (USR), Tim PkM dibantu mahasiswa dan tenaga kependidikan melakukan penyuluhan tentang program "Isi Piringku" kepada siswa sekolah setempat.
Kemudian menggelar permainan game untuk menebak menu yang tepat dari "Isi Piringku" sesuai dengan standar porsinya.
Kegiatan PkM ini cukup tepat dilaksanakan di SDN 09 Sijunjung mengingat daerah Kabupaten Sijunjung tersebut menjadi salah satu wilayah yang memiliki angka prevalensi kejadian stunting tinggi di Sumbar yakni 30,1 persen.
Tingginya kejadian stunting tersebut akibat efek dari salah dalam proses perbaikan gizi yang dapat berakibat buruknya status gizi anak di usia sekolah sehingga dapat mengancam perkembangan otak anak.
Implikasinya berkelanjutan akan terhambatnya kecerdasan otak anak yang dapat mempengaruhi kesejahteraan bangsa di masa yang akan datang. Dalam hal ini perbaikan gizi terhadap anak usia sekolah dasar amat penting karena berpotensi memutus rantai permasalahan gizi di Indonesia.
Dalam perkembangannya anak sekolah mengalami pertumbuhan fisik, kecerdasan, mental, dan emosional yang sangat cepat sehingga membutuhkan makanan yang mengandung unsur gizi yang seimbang. Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup gizi secara teratur, anak akan tumbuh sehat sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Di samping itu pentingnya program ini menyasar SD karena banyak siswa mengalami persoalan akibat gizi buruk yakni pendek, sangat kurus, obesitas dan anemia.
Hal ini diperkuat dengan data Kemenkes tahun 2018 prevalensi masalah gizi pada anak sekolah di Provinsi Sumatera Barat antara lain 7,5% sangat pendek, 19,5 pendek, sangat kurus 3,9% dan kurus 7,9%.
Dengan penyuluhan ini, baik siswa, guru, dan orang tua dapat memahami dan mengetahui lebih lanjut tentang porsi gizi seimbang dan bermanfaat untuk mencegah stunting.
Hal ini penting juga sebab minimnya pengetahuan gizi merupakan salah satu penyebab tidak langsung kekurangan gizi. Dengan meningkatnya pengetahuan melalui pendidikan gizi dapat mencegah kekurangan gizi serta memperbaiki perilaku seseorang. Teori ini sesuai dengan survei yang dilakukan tim usai kegiatan di mana sekitar 80 persen dari siswa mengetahui tentang program "Isi Piringku" termasuk pembagian porsinya.
Akan tetapi dalam pelaksanaan keseharian siswa sekolah tersebut masih mengkonsumsi menu harian yang tidak sesuai dengan konsep gizi seimbang. Setelah pemberian materi 90% anak usia sekolah di SDN 09 Kanagarian sijunjung sudah mampu melakukan pemilihan menu dengan menu yang bervariasi, konsumsi air 8 gelas sehari dan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
Harapannya ke depan kegiatan semacam ini tidak hanya dilaksanakan pada sekolah dan menyasar siswa pada daerah rawan stunting, namun juga wilayah lainnya.
Sebab baik siswa, guru, dan orang tua juga dapat menjadi agen dalam penguatan gizi seimbang serta perubahan perilaku hidup sehat.*
Dalam kampanye kepada masyarakat, Program Isi Piringku menjelaskan tentang pemenuhan porsi makanan pokok yang seimbang mulai dari kabohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring, dilengkapi dengan lauk pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring, terakhir setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3.
Saat ini pemerintah melalui ujung tombaknya Kemenkes RI dan instansi lainnya secara berkelanjutan melakukan promosi dan edukasi terkait "Isi Piringku".
Edukasi ini menyasar ke seluruh lapisan masyarakat khususnya pada lingkungan yang banyak terjadi kasus stunting, seperti di Sumatera Barat.
Mengingat kejadian stunting atau gangguan pertumbuhan ini amat ditentukan oleh faktor tidak seimbangnya atau buruknya asupan nutrisi yang diterima oleh anak semenjak lahir hingga usia balita.
Pada perjalanannya pemerintah juga menggandeng dan bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam menyosialisasikan "Isi Piringku".
Seperti yang dilakukan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Baiturrahmah (Unbrah) yang melakukan kegiatan PkM dengan judul Edukasi Isi Piringku dan Game Praktik Pemilihan Menu Isi Piringku di SDN Kanagarian Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat pada Desember 2022 lalu.
Tim PkM Unbrah ini terdiri atas Ketua Vitri Yuli Afni Amran, SST, M.Keb, anggota Putri Engla Pasalina, SST, M.Keb, Nirmala Sari, SST, M.Keb, Hendri Devita, SKM, M.Biomed.
Dalam pelaksanaannya yang masuk dalam rangkaian kegiatan tahunan kampus University Social Responsibility (USR), Tim PkM dibantu mahasiswa dan tenaga kependidikan melakukan penyuluhan tentang program "Isi Piringku" kepada siswa sekolah setempat.
Kemudian menggelar permainan game untuk menebak menu yang tepat dari "Isi Piringku" sesuai dengan standar porsinya.
Kegiatan PkM ini cukup tepat dilaksanakan di SDN 09 Sijunjung mengingat daerah Kabupaten Sijunjung tersebut menjadi salah satu wilayah yang memiliki angka prevalensi kejadian stunting tinggi di Sumbar yakni 30,1 persen.
Tingginya kejadian stunting tersebut akibat efek dari salah dalam proses perbaikan gizi yang dapat berakibat buruknya status gizi anak di usia sekolah sehingga dapat mengancam perkembangan otak anak.
Implikasinya berkelanjutan akan terhambatnya kecerdasan otak anak yang dapat mempengaruhi kesejahteraan bangsa di masa yang akan datang. Dalam hal ini perbaikan gizi terhadap anak usia sekolah dasar amat penting karena berpotensi memutus rantai permasalahan gizi di Indonesia.
Dalam perkembangannya anak sekolah mengalami pertumbuhan fisik, kecerdasan, mental, dan emosional yang sangat cepat sehingga membutuhkan makanan yang mengandung unsur gizi yang seimbang. Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup gizi secara teratur, anak akan tumbuh sehat sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Di samping itu pentingnya program ini menyasar SD karena banyak siswa mengalami persoalan akibat gizi buruk yakni pendek, sangat kurus, obesitas dan anemia.
Hal ini diperkuat dengan data Kemenkes tahun 2018 prevalensi masalah gizi pada anak sekolah di Provinsi Sumatera Barat antara lain 7,5% sangat pendek, 19,5 pendek, sangat kurus 3,9% dan kurus 7,9%.
Dengan penyuluhan ini, baik siswa, guru, dan orang tua dapat memahami dan mengetahui lebih lanjut tentang porsi gizi seimbang dan bermanfaat untuk mencegah stunting.
Hal ini penting juga sebab minimnya pengetahuan gizi merupakan salah satu penyebab tidak langsung kekurangan gizi. Dengan meningkatnya pengetahuan melalui pendidikan gizi dapat mencegah kekurangan gizi serta memperbaiki perilaku seseorang. Teori ini sesuai dengan survei yang dilakukan tim usai kegiatan di mana sekitar 80 persen dari siswa mengetahui tentang program "Isi Piringku" termasuk pembagian porsinya.
Akan tetapi dalam pelaksanaan keseharian siswa sekolah tersebut masih mengkonsumsi menu harian yang tidak sesuai dengan konsep gizi seimbang. Setelah pemberian materi 90% anak usia sekolah di SDN 09 Kanagarian sijunjung sudah mampu melakukan pemilihan menu dengan menu yang bervariasi, konsumsi air 8 gelas sehari dan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
Harapannya ke depan kegiatan semacam ini tidak hanya dilaksanakan pada sekolah dan menyasar siswa pada daerah rawan stunting, namun juga wilayah lainnya.
Sebab baik siswa, guru, dan orang tua juga dapat menjadi agen dalam penguatan gizi seimbang serta perubahan perilaku hidup sehat.*