HKTI dukung kolaborasi Pemkab Pesisir Selatan-BN soal irigasi

id Himpunan Kerukunan Tani Indonesia,Bank nagari,PDRB,Berita sumbar,Berita padang

HKTI dukung kolaborasi Pemkab Pesisir Selatan-BN soal irigasi

Ketua HKTI Kabupaten Pesisir Selatan Eri Nofriadi (Antara/HO-Dok Pribadi)

Painan (ANTARA) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mendukung kolaborasi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan Bank Nagari (BN) terkait dengan percepatan pembangunan irigasi di daerah itu.

Ketua HKTI Pesisir Selatan Eri Novriadi mengungkapkan kolaborasi ersehut merupakan harapan besar bagi petani. Selama ini salah satu kendala utama rendahnya produktivitas lahan sawah karena minimnya ketersediaan irigasi berkondisi baik.

"Kami menilai ini sebuah terobosan baru bagi peningkatan pendapatan petani. Kami tentu mendoakan ini segera teralisasi," ungkapnya di Painan.

Berdasarkan data yang ada ketersediaan irigasi berkondisi baik di Pesisir Selatan hanya 57 persen. Dalam RPJMD 2021-2026 menargetkan besaran irigasi berkondisi baik mencapai 66,7 persen.

Ia melanjutkan para petani sektor tanaman pangan selalu berharap adanya perbaikan irigasi. Sebab sebagian besar irigasi kini sudah tidak berfungi lagi sebagaimana mestinya, sehingga berdampak buruk terhadap produktivitas lahan.

Padahal irigasi merupakan urat nadi bagi pertanian tanaman pangan dan pupuk hanya sebagai nutrisi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat produktivitas sawah di Pesisir Selatan hanya di kisaran 4,8 ton-5,5 ton per Hektare.

Namun dengan ketersediaan irigasi yang baik, HKTI optimis tingkat produktivitas lahan sawah di daerah berjuluk 'Negeri Sejuta Pesona' itu mampu mencapai 9 ton per Hektar, atau bahkan bisa menyentuh dua digit (10) ton per Hektare.

Karena itu atas nama masyarakat petani Pesisir Selatan dirinya meminta agar semua pihak mendukung kolaborasi tersebut yang pada akhirnya berujung pada kesejahteraan keluarga petani, mengingat sebagian besar masyarakat ada di sektor pertanian.

Tak hanya terhadap kesejahteraan petani, peningkatan produktivitas juga berkaitan dengan ketersediaan pangan. Apalagi salah satu isu utama dunia yang turut di bahas dalam pertemuan G20 adalah soal krisis pangan dunia.

"Pesisir Selatan kepadatan penduduknya cukup tinggi. Ketersediaan pangan lokal harus terjaga, sekaligus menjaga inflasi kelompok pangan yang selama ini tercatat sebagai penyumbang tertinggi," terangnya.

Bank Nagari menyatakan kesiapannya membiayai percepatan pembangunan infrastruktur dasar pertanian seperti irigasi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Pimpinan Cabang Bank Nagari Painan Helfi Yandrika menyampaikan kesiapan tersebut sejalan dengan semangat dan roh pendirian BUMD sektor perbankan itu sebagai bank pembangunan daerah.

"Kami sebelumnya juga pernah melakukan pembiayaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu," ungkap Helfi.

Pesisir Selatan memiliki potensi pertanian melimpah, khususnya sub-sektor tanaman tanaman pangan dan penyumbang terbesar Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tiap tahunnya.

Apalagi Bank Nagari menilai selama dua tahun terakhir pemerintah kabupaten mampu mengelola neraca keuangan dengan baik yang tergambar dari kian menurunnya rasio utang dalam APBD.

Pesisir Selatan juga memiliki kekuatan fiskal dengan kategori sedang, sehingga daerah memungkinkan mengakses pembiayaan untuk percepatan pembangunan dari pihak ketiga, baik bank maupun non-bank.

Sementara Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar menyambut baik kesiapan Bank Nagari terkait pembiayaan percepatan pembangunan irigasi di daerah itu.

Menurut bupati daerah memang butuh pembiayaan percepatan pembangunan sebagai salah satu instrumen pemulihan ekonomi pasca COVID-19, apalagi di tengah keterbatasan APBD.

"Ini sebuah kabar gembira. Akan kami bahas TAPD soal kebutuhan dan kesiapan daerah," ujar bupati.

Bupati menyampaikan sektor pertanian, khususnya sub-sektor tanaman pangan masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah atau penyumbang terbesar pertumbuhan tiap tahun.

Sektor pertanian juga menyerap sekitar 40 persen tenaga kerja, sehingga butuh berbagai kebijakan strategis dan stimulan agar eksistensinya tetap terjaga.

Sektor pertanian tanaman pangan hulu-hilir merupakan landasan pacu dalam menuju kemandirian daerah, dengan menyiapkan lahan seluas 15 ribu Hektar yang memiliki daya dukung pertanian tinggi.

Kawasan tersebut tersebar di sejumlah kecamatan antara lain Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal dan Airpura.

Kemudian di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan dan Basa Ampek Balai Tapan. "Kami optimis peningkatan irigasi berkondisi baik dapat memacu laju PDRB pertanian sebagai sektor unggulan daerah," sebut bupati.