Manipulasi Musuh Alami, Kendalikan Hama Tanaman

id hama, berita padang, berita sumbar

Manipulasi Musuh Alami, Kendalikan Hama Tanaman

Petani memeriksa instalasi lampu perangkap hama untuk menarik berbagai jenis hama serangga di areal pertanian bawang merah di Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (4/11/2020). Penggunaan lampu perangkap itu guna mencegah hama serangga seperti ngengat dan kupu-kupu bertelur dan menetaskan ulat yang akan merusak tanaman bawang merah serta mampu menekan pengeluaran biaya obat tanaman hingga 50 persen. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc.

Padang (ANTARA) - Tantangan dalam upaya peningkatan produksi tanaman adalah hama tanaman. Hama tanaman berperan dalam merusak tanaman dan menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan populasi hama agar tidak merugikan secara ekonomi maupun lingkungan. Salah satu upaya pengendalian hama tersebut berupa penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida yang kurang bijaksana tentu saja menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

Pengaturan populasi hama tanaman dengan musuh alami merupakan metode yang efektif dan efisien dalam mengendalikan hama tanaman. Musuh alami merupakan organisme yang secara alami terdapat di alam, mampu membunuh dan mengurangi jumlah organisme lain. Penggunaan musuh alami sebagai solusi dalam pengendalian hama tanaman yang disediakan oleh alam. Penggunaan musuh alami memiliki beberapa keuntungan yaitu musuh alami tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan manusia, tidak menyebabkan resistensi terhadap hama, dan musuh alami dapat langsung diperoleh dari alam sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah dan efisien. Berdasarkan fungsi dari musuh alami, musuh alami dikelompokkan menjadi 3 yaitu berupa patogen, parasitoid dan predator.

Patogen merupakan mikroorganisme yang menyebabkan penyakit bagi organisme lain dan akhirnya mati seperti jamur dan bakteri. Hama tanaman yang mati akibat dari serangan patogen akan membusuk dan menimbulkan bau, hal ini merupakan indikator serangan patogen terhadap hama tanaman. Jamur Trichoderma sp. banyak digunakan sebagai musuh alami dalam mengendalikan hama pada tanaman yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dari hama tersebut. Jamur ini dapat diperoleh dari tanah atau bagian akar tanaman yang sehat. Trichoderma sp. ini terbukti mampu mengendalikan hama pada tanaman kakao, karet, sawit dan berbagai jenis tanaman lainnya.

Musuh alami kelompok parasitoid merupakan organisme yang menumpang diluar atau didalam tubuh inang yang menyebabkan kematian pada inangnya seperti serangga parasit. Penggunaan parasitoid sebagai musuh alami dalam mengendalikan hama tanaman memiliki efektivitas yang baik dikarenakan parasitoid memiliki daya kelangsungan hidup yang tinggi, sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan dalam mengendalikan hama tanaman. Serangga parasit seperti tawon (Apanteles sp.) mampu menyebabkan kematian pada hama inang dengan cara meletakkan telur pada larva inang. Dan juga terdapat jenis-jenis tawon yang lain yang bersifat parasit terhadap kutu daun tanaman, telur penggerek batang tanaman yang menyebabkan kematian pada hama tanaman tersebut.

Kelompok musuh alami predator merupakan organisme yang memangsa organisme lain seperti serangga, mamalia atau organisme lain yang memangsa hama. Predator memangasa semua tingkat perkembangan hama baik telur, nimpa, pupa dan imago. Predator memerlukan banyak mangsa sehingga apabila predator memangsa hama tanaman maka predator dapat menekan jumlah populasi dari hama tanaman tersebut. Kepik merupakan serangga predator yang sangat potensial dalam mengendalikan kutu daun pada tanaman dengan cara memakan kutu tanaman tersebut sehingga mengurangi jumlah kutu tersebut secara signifikan.

Pengendalian hama tanaman dengan musuh alami ini dapat diterapkan dengan berbagai pendekatan yaitu introduksi, augmentasi, dan konservasi. Pendekatan yang digunakan ini bergantung pada jenis hama dan daerah operasional. Introduksi merupakan pendekatan yang dilakukan apabila tidak terdapat musuh alami yang mampu mengendalikan hama tanaman sehingga musuh alami dipindahkan dari suatu daerah ke daerah lain yang tidak terdapat musuh alami tesebut. Pendekatan introduksi ini merupakan manipulasi musuh alami sehingga diperlukan persiapan dan pengkajian yang mendalam dalam melakukan pendekatan introduksi ini.

Pendekatan augmentasi merupakan suatu cara dalam meningkatkan jumlah populasi musuh alami yang sudah ada dengan cara melepaskan musuh alami yang sudah diperbanyak di laboratorium sesuai dengan jumlah yang diperlukan dalam mengendalikan hama tanaman. Pelepasan musuh alami secara introduksi ini diharapkan menurunkan populasi hama dalam jangka panjang sehingga hama dapat dikendalikan dan mengembalikan keseimbangan ekosistem dan menjaganya keseimbangannya secara berkelanjutan. Pendekatan konservasi merupakan pendekatan yang dilakukan untuk melestarikan dan mempertahankan musuh alami yang telah beradaptasi di suatu lingkungan. Pendekatan konservasi menggunakan manipulasi lingkungan agar musuh alami dapat dilestarikan dengan baik dan mampu menjalankan fungsinya dalam mengendalikan musuh alami.

Oleh karena itu pengendalian hama tanaman dengan menggunakan musuh alami lebih memberikan manfaat bagi lingkungan dan juga ekonomi. Kita, sebagai manusia memiliki peranan yang besar dalam memanfaatkan dan menggunakan dengan sebaik-baiknya apa yang sudah disediakan oleh alam. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi penggunaan pestisida dan lebih memanfaatkan musuh alami dalam mengendalikan hama tanaman sehingga kita menjaga kelestarian alam yang berkelanjutan.

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Biologi Unand