Padang Aro (ANTARA) - Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan, Sumatera Barat, Abdul Rahman mengharapkan perputaran uang dari bantuan langsung tunai yang mencapai Rp60 miliar lebih tetap di daerah itu sehingga bisa menggerakan kembali perekonomian masyarakat yang lesu akibat COVID-19.
"Uang sebanyak itu, disamping diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan-kebutuhan penting dan mendesak, juga diharapkan dapat berputar sebagian besarnya di Solok Selatan," katanya di Padang Aro, Selasa.
Dengan terjadinya perputaran di Solok Selatan bisa menghidupkan kembali perekonomian masyarakat Solok Selatan yang kini tengah lesu dampak dari virus Corona jenis baru.
"Pedagang-pedagang kita beli berasnya di sini. Demikian juga kebutuhan kebutuhan sembako sehingga uang itu masih berputar di sini (Solok Selatan)," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Rahman mengatakan bahwa sebagian besar anggaran pembangunan sudah digeser untuk penanganan COVID-19 sehingga tidak ada lagi pembangunan pada tahun ini.
Untuk itu ia berharap agar ada skala prioritas dalam penggunaan bantuan langsung tunai itu.
"Kami imbau gunakan bantuan ini untuk kebutuhan yang mendesak dan penting, bukan yang bersifat konsumtif. Konsumtif yang saya maksud jangan hal-hal yang barangkali tidak begitu penting seperti untuk beli rokok, jalan-jalan atau beli baju baru," katanya.
Tujuan dari program bantuan langsung tunai ini, katanya untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan karena COVID-19 ini berdampak pada lesunya ekonomi. "Apalagi kita tidak tahu pasti kapan wabah ini berakhir," ujarnya.
Hari ini, bantuan langsung tunai yang bersumber dari APBD Kabupaten Solok Selatan untuk 17.141 Kepala Keluarga (KK) senilai Rp32 miliar mulai disalurkan. Penyaluran yang dilaksanakan selama 7 hari bekerja sama dengan Bank Nagari dilakukan secara bergantian di seluruh nagari.
Selain yang bersumber dari APBD Solok Selatan, bantuan langsung tunai juga melalui dana desa, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Sebanyak 6.194 KK Solok memperoleh bantuan langsung tunai (BLT) dari Dana Desa/Nagari, 6.206 KK dari Kemensos, 3.463 KK dari Pemerintah Provinsi Sumbar. Kemudian 8.745 KK dari bantuan PKH dan Bansos Sembako.
Sementara sekitar 16 persen kepala keluarga yang belum mendapatkan bantuan sosial serta kepala keluarga baru dan warga yang pulang kampung tetap akan menerima bantuan dari pemerintah dalam bentuk sembako.
Bantuan diberikan kepada warga yang bukan ASN, TNI/Polri dan bukan yang berpenghasilan tinggi.
Bantuan sembako tersebut diambilkan dari cadangan beras Solok Selatan di Bulog yang lebih 100 ton serta Tanggung jawab Sosial Perusahaan sebanyak 10 ton dalam bentuk beras dan sembako lainnya.
Berita Terkait
Ini dampak sementara bencana banjir dan longsor di Sawahlunto
Minggu, 5 Mei 2024 5:01 Wib
Pemerintah salurkan 388 ton beras untuk tangani dampak banjir
Kamis, 18 April 2024 17:00 Wib
BI Sumbar: Penguatan dolar juga beri dampak positif terhadap ekonomi
Kamis, 18 April 2024 15:57 Wib
Gubernur: Eskalasi Timur Tengah tidak berdampak langsung bagi Sumbar
Kamis, 18 April 2024 10:19 Wib
Pemkab Agam segera bangun jembatan dampak banjir lahar dingin
Rabu, 10 April 2024 12:29 Wib
Jasa Marga buka Tol Japek II Selatan dampak kecelakaan Km 58
Senin, 8 April 2024 13:13 Wib
Distan Agam: 38,50 hektare padi rusak dampak banjir lahar dingin
Minggu, 7 April 2024 14:44 Wib
113 sekolah terendam banjir, Disdikbud Pessel usulkan 20,8 M kerugian dampak banjir ke Kementerian
Kamis, 4 April 2024 9:12 Wib