Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Objek wisata Lubuk Nyarai di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) diusulkan menjadi kandidat lomba destinasi wisata internasional karena dinilai memiliki pesona keindahan alam yang memukau dengan batu granit yang masih alami.
"Lubuk Nyarai juga sudah menjadi ikon wisata Padang Pariaman dan Sumbar," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Padang Pariaman, Jon Kenedi di Parit Malintang, Sabtu.
Menurutnya pengelolaan Lubuk Nyarai juga sangat baik sehingga pantas diusulkan pada lomba tersebut.
Potensi keindahan alam dan pengelolaan yang baik mampu menarik ribuan wisatawan untuk datang menikmati keindahan objek wisata alam tersebut baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Selain keindahan alamnya, lanjutnya objek wisata itu juga dianggap oleh tim ahli dari Kementerian Pariwisata masuk kriteria untuk bisa bersaingi tingkat internasional.
Diharapkan objek wisata perjalanan atau tracking dengan menyusuri hutan asri dan pemandian lubuk dari batu granit tersebut menjadi kandidat serta memenangkan lomba sehingga destinasi itu semakin dikenal dunia.
Kepala Bidang Promosi Wisata dan Ekonomi Kreatif Disparpora Padang Pariaman, Ade Novalia mengatakan hingga saat ini pihaknya rutin mempromosikan objek wisata Lubuk Nyarai melalui berbagai pihak.
"Kita bekerjasama dengan media masa, hotel, dan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan objek wisata di Padang Pariaman," kata dia.
Ia berharap para perantau ikut mempromosikan objek wisata di Padang Pariaman kepada warga tempat perantau tersebut merantau agar objek wisata di daerah itu semakin dikenal masyarakat luas.
Apalagi, lanjut dia perantau asal daerah itu banyak merantau ke berbagi daerah bahkan ke luar negeri.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata L.A Advanture yang mengelola objek wisata Lubuk Nyarai, Ritno Kurniawan menyambut baik usulan destinasi wisata itu menjadi kandidat lomba objek wisata internasional.
Ia menyebutkan pada akhir pekan jumlah kunjungan wisatawan di daerah itu bisa mencapai 100 hingga 200 orang.
Wisatawan tersebut dipandu oleh pemandu yang menguasai lokasi objek wisata dan telah mendapatkan pelatihan tentang keselamatan.*