Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat merekomendasikan dua jalur alternatif menuju objek wisata Nyarai di Kecamatan Lubuk Alung pasca-ambruknya jembatan menuju destinasi wisata itu.
"Jalan alternatif pertama yaitu simpang Balahilie di depan Pasar Lubuk Alung dan yang kedua yaitu Simpang Jam Sungai Abang atau sekitar ratusan meter dari pasar ke arah Bukittinggi," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), Jon Kenedy di Parit Malintang, Minggu.
Ia mengatakan kedua jalur tersebut mengarah ke Bendungan Anai yang nantinya sekitar beberapa kilometer wisatawan dapat belok ke kanan sesuai petunjuk arah yang telah disediakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di daerah itu.
Kedua jalur tersebut merupakan jalur yang aman dilewati karena melihat dari awal objek wisata dibuka dan sampai sekarang kedua jalur tersebut juga sering dilalui wisatawan.
Meskipun jalur utama menuju objek wisata melewati simpang Balai Latihan Kerja Masyarakat dan ojek wisata juga terdapat di persimpangan itu namun wisatawan tetap bisa menggunakan jasanya, katanya.
Ia menjelaskan wisatawan dapat meminta ojek wisata untuk mengantarkannya ke Nyarai melalui kedua jalur alternatif sampai jembatan dibangun kembali.
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Disparpora Kabupaten Padangpariaman, Wiwik Herawati mengatakan untuk mengetahui jalur menuju objek wisata wisatawan dapat melihatnya di media sosial Facebook dengan nama akun Pariwisata Padang Pariaman.
Di akun tersebut, lanjutnya juga terdapat dokumentasi kegiatan pariwisata serta sejumlah foto objek wisata di Padangpariaman yang dapat menarik minat wisatawan.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata Nyarai, Ritno mengatakan semenjak ambruknya jembatan tersebut jumlah kunjungan ke objek wisata itu berkurang 50 persen dari biasanya.
"Bisanya khusus hari Minggu saja pengunjung objek wisata Nyarai bisa 100 sampai 200 orang," ujarnya.
Ia mengatakan berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata itu dapat mengurangi pendapatan warga setempat sebagai pemandu.
Menurutnya apabila itu terjadi maka tidak saja objek wisata tersebut ditinggalkan wisatawan namun juga warga di daerah akan kembali ke pekerjaan semula yaitu menebang kayu untuk dijual ke daerah lain.
Ia berharap pemerintah setempat segera memperbaiki jembatan tersebut dan mencarikan solusi agar objek wisata itu mudah diakses oleh wisatawan. (*)