Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) beserta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) mempelajari pengelolaan wisata minat khusus Nyarai di Nagari Salibutan, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padangpariaman.
"Kita membawa 50 orang Pokdarwis di Sijunjung agar memiliki kemampuan untuk mengelola wisata seperti di Nyarai. Terlebih Pokdarwis yang mengelola Nyarai telah mendapatkan penghargaan di tingkat Sumbar," kata Kapala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Sijunjung, Taufanir Harsyam saat mengunjungi Nyarai, Lubuk Alung, Rabu.
Ia mengatakan pengelolaan wisata Nyarai perlu ditiru baik pada manajemen, kekompakan maupun kepedulian pemandu dan masyarakat terhadap alam.
Ia menjelaskan dengan sinergi tersebut menjadikan Nyarai yang dikelola oleh Pokdarwis Komunitas Lubuk Alung Advanture terlihat masih asri.
"Hal tersebut dikarenakan pemandu dan tim Pokdarwis tersebut menjalankan tugas dengan tanggung jawab," katanya.
Ia mengatakan hal tersebutlah yang akan diterapkan kepada Pokdarwis di Sijunjung sehingga pengelolaan pariwisata di daerah itu semakin membaik.
Ia menyebutkan 50 orang atau empat Pokdarwis yang ia bawa tersebut terdiri dari 24 orang yang berasal dari Pokdarwis Nagari Silokek, Kecamatan Sijunjung dan 24 orang yang berasal dari Nagari Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru.
Serta dua orang calon Pokdarwis dari Nagari Durian Gadang dan Nagari Sijunjung, Kecamatan Sijunjung.
Ketua Pokdarwis Nagari Kunangan Parik Rantang, Masnan menilai manajemen pengelolaan pariwisata di Nyarai yaitu berupaya menjadikan masyarakat berperan aktif yang tentunya juga didukung oleh pemerintah baik di tingkat nagari maupun kabupaten.
Ia mengatakan dengan peran aktif tersebut objek wisata Nyarai tetap eksis dan keasriannya terjaga.
"Hal itulah yang menjadi catatan kami dalam mengembangkan pariwisata di Sijunjung," ujarnya.
Namun ia berharap pemerintah daerah Kabupaten Padangpariaman lebih memperhatikan akses jalan ke objek wisata Nyarai karena sudah banyak yang rusak.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Komunitas Lubuk Alung Advanture, Retno mengatakan manajemen di objek wisata yang ia kelola yaitu dengan melibatkan masyarakat yang peduli dengan pariwisata.
"Kita pun mengajak pemangku kepentingan seperti tokoh masyarakat termasuk pemilik tanah untuk terlibat karena kawasan wisata merupakan tanah ulayat," kata dia.
Ia menyebutkan kepengurusan di Pokdarwis yang ia pimpin terdiri dari 21 orang dan 166 pemandu wisata. Pemandu tersebut kita bagi ke dalam tujuh tim yang diatur oleh pengurus.
Ia mengatakan pemandu mendapatkan honor sebesar Rp80 ribu setiap memandu wisatawan ke Nyarai dan tinggal bagaimana pemandu memikat hati wisatawan agar wisatawan tetap memilihnya ketika kembali ke Nyarai si kemudian hari. (*)