RRI Audisi Pemilihan Gadih Minang di Tanah Datar

id Audisi, gadih, minang, tanah datar

RRI Audisi Pemilihan Gadih Minang di Tanah Datar

Batusangkar, (AntaraSumbar) - Sembilan peserta mengikuti audisi Pemilihan Gadih Minang (PMG) yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) di Kota Batusangkar, Sumatera Barat (Sumbar).

"Sebelumnya, kami telah mengadakan audisi PGM ini di Kota Pariaman, Bukittingi, dan Padang Panjang, dan selanjutnya di Kabupaten Sijunjung serta terakhir di Kota Padang," kata Ketua Tim PGM Armen di Batusangkar, Senin.

Ia menyebut tujuan dilaksanakannya audisi PGM ini untuk mencari sosok gadih Minang yang punya talenta, berakhlak, berbudaya, di berbagai daerah yang ada di Sumbar.

"Dengan adanya audisi ini, para peserta yang nanti terpilih diharapkan mampu melahirkan kembali budaya Minangkabau yang semakin redup oleh kemajuan zaman," katanya yang didampingi Tim PGM lainnya, Lidia, Gina, Nugie dan Rian.

Ia menjelaskan, dalam audisi PGM ini para finalis diharapkan bisa mengeksploitasi dan mempromosikan daerah masing-masing seperti budaya, pariwisata, kuliner, kesenian tradisional dan wawasan pengetahuan daerahnya.

"Ini tidak hanya sekedar acara pemilihan semata, namun ini lebih mengarah kepada upaya membangkitkan kembali budaya kita agar terus berkembang dan lestari di tengah masyarakat," katanya.

Dalam audisi tersebut para peserta diajukan beberapa pertanyaan umum dan kebudayaan setiap daerahnya seperti potensi daerah, kebudayaan hingga isu nasional maupun internasional yang sedang berkembang.

"Kami memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta, baik lokal maupun mancanegara juga kami pertanyakan kepadanya sehingga nantinya kami mendapatkan sosok gadih Minang yang paham dan kaya akan pengetahuan lokal dan internasional," katanya.

Para finalis yang lolos audisi sebanyak 10 orang nantinya akan dikarantina selama dua hari satu malam di salah satu hotel di Padang untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai budaya Minangkabau dari Bundo Kanduang Sumbar, Reno Raudha Thaib dan pihak Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar.

Sementara itu, salah seorang peserta dari mahasiswa STAIN Batusangkar Nelfi Gusnianti mengatakan motivasi untuk mengikuti acara tersebut guna mengembangkan potensi diri, mempromosikan kebudayaan lokal, dan menjelaskan pada masyarakat umum bagaimana seharusnya sosok gadih Minang.

"Saya gembira dengan adanya acara ini, karena bisa mengekploitasi kepada masyarakat bagaimana seharusnya perempuan Minang itu dalam kehidupan sehari-harinya," katanya.

Ia melihat saat ini perempuan Minang sudah melupakan tradisi adat dan budayanya, seperti cara berpakaian, tutur bahasa sebagaimana yang diajarkan para bundo kanduang dahulu. (*)