BPBD Agam kerahkan perahu antisipasi banjir di Gadih Angik

id BPBD Agam,banjir di Gadih Angik agam,Berita agam,Berita sumbar

BPBD Agam kerahkan perahu antisipasi banjir di Gadih Angik

Kondisi luapan air Sungai Batang Masang menggenangi jalan. (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengerahkan Satuan Tugas (Satgas) beserta perahu fiber satu unit untuk mengevakuasi warga Gadiah Agiak, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara terdampak banji akibat meluapnya Sungai Batang Masang.

"Saya mengerahkan anggota Satgas empat orang yang dipimpin langsung Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam beserta perahu riber pada Senin (17/10) sore," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Bambang Warsito di Lubukbasung, Senin.

Ia mengatakan, Satgas beserta perahu masih berada di Gadih Angik, Nagari Tiku Lima Jorong sampai Senin (17/10) malam.

Perahu itu dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang terdampak dari banjir meluapnya Sungai Batang Masang itu.

Ini bentuk antisipasi yang dilakukan BPBD setempat untuk membantu warga.

"Kita standby atau bersiap di lokasi itu dan apabila warga membutuhkan pertolongan, langsung disikapi," katanya.

Ia mengakui, Satgas dan perahu itu berada di lokasi tergantung situasi. Apabila situasi aman, maka Satgas langsung bergeser.

Namun pihaknya selalu siaga satu dalam kondisi curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu.

"Apabila mendapatkan laporan bencana, maka Satgas langsung menindaklanjutinya," katanya.

Salah seorang warga Gadih Angiak, Fitri mengatakan air Sungai Batang Masang meluap semenjak Minggu (16/10) sore, sehingga mengenangi halaman rumahnya dan perkebunan kelapa sawit milik warga.

"Air meluap semenjak Minggu (16/10) sore dan air mulai mengenangi halaman rumah pada Senin (17/10) pagi. Apabila seperti ini, maka air semakin tinggi," katanya.

Ia mengatakan, kondisi air sungai sejajar dengan permukaan tanah atau lahan tempat bangunan rumahnya itu.

Di lokasi sungai, tambahnya, banyak dihuni buaya muara dan dapur rumah berdekatan dengan sungai.

Akibatnya, ia dan anaknya khawatir diserang buaya saat berada di perkarangan rumah.

"Biasanya buaya berenang di sungai dan dengan kondisi air sungai besar, maka saya melarang anak untuk bermain keluar rumah," katanya.