Agung Laksono: Budaya "Badoncek" Masyarakat Minang Patut Ditiru

id Agung Laksono: Budaya "Badoncek" Masyarakat Minang Patut Ditiru

Agung Laksono: Budaya "Badoncek" Masyarakat Minang Patut Ditiru

Agung Laksono

Padang, (Antara) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono menyatakan, budaya badoncek atau patungan dalam mengumpulkan uang yang dilakukan masyarakat Minang patut ditiru. Sebab, badoncek itu lahir dengan tujuan yang sangat positif. "Masyarakat Minang dalam menghimpun dana untuk kepentingan amal sholeh dan solidaritas sosial merupakan tradisi positif yang patut dicontoh," kata Agung Laksono ketika pelantikan pengurus Persatuan Kaluarga Daerah Pariaman (PKDP) Padang, Kamis. Menurut dia, ada makna yang sangat membesar badoncek yang dilakukan masyarakat Minang, dimana saling bahu membahu dalam bentuk apapun dalam pengumpulan dana. "Ini sebuah tradisi yang harus dipertahankan oleh masyarakat Minang dalam mengumpulkan dana untuk saling membantu," tambahnya. Jadi, lanjut Agung, kepedulian sesama dan saling percaya harus dilestarikan sehingga dapat diwariskan kepada generasi mendatang sebagai kekuatan untuk kepentingan bersama. "Pembangun yang berbasis pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu yang terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya. Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Muslim Kasim menyatakan, budaya badoncek di Sumbar telah lama dipopulerkan oleh masyarakat, khususnya di Kabupaten Padang Pariaman, dalam moment-moment tertentu seperti menggalang dana untuk menopang kegiatan publik ataupun sebagai wujud solidaritas sosial terhadap warga lain yang sedang ditimpa musibah. "Budaya badoncek merupakan satu bentuk solusi yang lahir dan diprakarsai masyarakat. Khususnya masyarakat Padang Pariaman, berupa aksi spontanitas warga terhadap persoalan sosial kemasyarakatan yang tidak mungkin diatasi secara individu dan memerlukan tindakan secara kolektif," katanya. Menurut dia, budaya badoncek pada intinya memiliki makna yang mendalam dalam filosofi adat Minangkabau. Hakikat hidup adalah tidak sendiri, tetapi saling butuh uluran dan mengulurkan tangan guna membantu kepentingan sosial. "Badoncek dalam ranah menopang kegiatan publik, lebih berorientasi pada upaya mengkonter keterbatasan negara dalam mengatasi persoalan publik terutama dari sisi finansial," tambahnya. Pemerintah mendorong pengembangan tradisi badoncek dalam mendukung program pembangunan di daerah, karena selama ini menjadi kekuatan bagi masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman. "Tradisi badoncek merupakan modal bagi masyarakat dalam mendukung percepatan pembangunan dan kesejahteraan di daerah," kata Muslim. (*)