Padang (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Sumatera Barat (Sumbar) menyarankan pemerintah bersama masyarakat khususnya petani untuk melaksanakan tanam serentak demi menjaga stabilitas harga gabah.
"Seharusnya dan idealnya kita memang melakukan tanam padi yang serentak agar kebutuhan dan harga gabah tetap stabil," kata Pemimpin Perum Bulog Wilayah Sumbar Darma Wijaya di Padang, Selasa.
Menurut dia, masing-masing kepala daerah memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat agar implementasi musim tanam padi dapat dilaksanakan secara serentak.
Kendati demikian, Darma memahami salah satu tantangan tanam serentak ialah kondisi cuaca atau kontur wilayah yang berbeda satu dengan lainnya. Oleh karena itu, pemangku kepentingan perlu memikirkan solusi jangka panjang demi menjaga ketahanan pangan di Ranah Minang.
"Saya kira tanam serentak ini bisa kita akali dengan membuat regulasi soal kapan masa tanam dilakukan sehingga Bulog juga bisa memantau daerah penghasil padi," ujar dia.
Dalam rentang Februari hingga April 2025 atau selama periode serapan 1.400 ton beras, Bulog setempat juga menerima sejumlah masukan dari petani terutama mengenai kebijakan serapan beras nasional.
"Petani yang kita datangi ini sangat senang dan berharap serapan beras ini terus berlanjut," ujar dia.
Terkait cadangan beras di Gudang Bulog Sumbar per Selasa (15/4) pagi berada pada angka 16.200 ton. Pasokan tersebut masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat selama empat bulan ke depan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin mengatakan hingga saat ini produksi padi di daerah tersebut masih aman dan tercukupi.
"Rata-rata produksi padi per bulan itu 100 ribu ton dan puncaknya bisa mencapai 150 ribu ton," sebut Ferdinal.
Artinya, kata dia, kebutuhan beras untuk seluruh wilayah di Sumbar masih tercukupi kecuali untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai yang bukan sentra gabah. Namun, untuk tetap menjaga pasokan dan stabilitas harga beras peningkatan indeks pertanaman harus lebih ditingkatkan. Saat ini rata-rata indeks pertanaman Sumbar berada pada angka 1,6.
"Indeks pertanaman kita 1,6 artinya dalam setahun petani itu panen tiga kali dalam dua tahun. Harapannya indeks ini bisa ditingkatkan lagi," sebut dia.