Bukittinggi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) turun ke sejumlah pasar melakukan inspeksi mendadak untuk memastikan ketersediaan bahan pokok menjelang Ramadhan.
"Kami lakukan peninjauan lapangan memastikan cukup atau tidak bahan pokok serta menerima masukan dan saran dari kalangan pedagang sekaligus pembeli di pasar rakyat menyambut Ramadhan," kata Wakil Wali Kota Bukittinggi Ibnu Asis di Bukittinggi, Senin.
Ia bersama forum komunikasi pimpinan daerah turun ke Pasar Sayur Aur Kuning dan beberapa lokasi di Pasar Bawah, Kota Bukittinggi.
"Dari pantauan kami, ketersediaan bahan pokok saat ini dalam kondisi cukup. Diperkirakan dua hingga tiga pekan masih aman," kata Ibnu.
Ia mengungkapkan adanya kecenderungan turunnya daya beli masyarakat saat ini meski tidak terjadi penimbunan atau tersendatnya ketersediaan bahan pokok.
"Insya Allah segera membaik, pasar kembali ramai di hari-hari mendekati Ramadhan," katanya.
Saat turun ke pasar, wakil wali kota juga mendapati keluhan dari pedagang terkait kondisi pasar yang kurang tertata saat ini.
"Kami akan memenuhi harapan dari pedagang untuk pasar yang lebih rapi," katanya.
Pedagang bahan pokok, Suryani (52) mengungkap adanya kenaikan harga seperti biasanya menjelang bulan puasa.
"Untuk daya jual beli masih belum meningkat. Biasanya di tiga hari sebelum Ramadhan pembeli akan ramai. Soal harga ada kenaikan khususnya bawang dan cabai," katanya.
Harga cabai merah berkisar di angka Rp45 ribu dan Rp 50 ribu per kilogramnya. Harga ini berkemungkinan naik saat kondisi cuaca tidak bersahabat.
"Sebelumnya bulan lalu mencapai harga Rp80 ribu akibat cuaca buruk dan kurangnya pasokan cabai dari Jawa, Aceh dan Medan," katanya.
Sementara harga bawang merah Rp31 ribu per kilogram, harga ini naik dibanding minggu lalu yang hanya seharga Rp28 ribu per kilogramnya.
Selain itu, terdata untuk harga telur ayam Rp27.400 per kilogram, daging sapi di harga Rp150 ribu dan minyak goreng Rp15 ribu per liter.
