Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat menyosialisasikan terkait cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) kepada warga di daerah itu guna mengantisipasi terjadinya warga terpapar penyakit tersebut.
"Sejauh ini Pariaman belum ditemukan kasus Monkeypox, namun kita harus mengantisipasi terjadinya warga terpapar penyakit ini," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pariaman Rio Arisandi di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan pencegahan tersebut dilakukan karena banyak warga Pariaman melakukan perjalanan sehingga potensi terpapar Mpox besar. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi agar warga Pariaman dapat mengetahui upaya pencegahan agar tidak terpapar penyakit tersebut.
"Sosialisasi bersifat khusus untuk Mpox belum ada, tapi sosialisasi Mpox kami sisipkan saat kegiatan lainnya," katanya.
Selain itu, kata dia Dinkes Pariaman sudah meneruskan edaran dari Kementerian Kesehatan RI terkait Mpox ke Puskesmas dan RSUD yang ada di daerah tersebut agar dapat mengambil tindakan tepat saat menemukan pasien yang memiliki gejala terpapar penyakit itu.
Puskesmas, lanjutnya juga memiliki bagian promosi kesehatan sehingga dapat menyosialisasikan terkait Mpox langsung kepada warga.
Ia menyebutkan adapun ciri-ciri dari pasien yang terpapar Mpox tersebut yaitu diantaranya kulit mengalami ruam seperti cacar air pada umumnya serta gatal. Jika ada warga yang merasakan gejala tersebut maka diminta untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Rio menyebutkan langkah antisipasi yang dapat dilakukan agar tidak terpapar penyakit tersebut yaitu meningkatkan imun tubuh dan menerapkan protokol kesehatan mulai dari rutin cuci tangan pakai sabun serta hindari kontak fisik dengan orang yang terpapar atau benda yang baru disentuhnya.
Bila perlu, lanjutnya gunakan pakaian tertutup saat perjalanan guna mengurangi potensi bersentuhan langsung dengan orang yang terpapar cacar monyet.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perketat skema pemeriksaan kesehatan terhadap Warga Negara Asing (WNA) yang mengunjungi Indonesia, termasuk WNA yang bertindak sebagai tamu undangan negara guna mencegah masuknya virus cacar monyet (monkeypox/Mpox).
“Peningkatan kewaspadaan khususnya di pintu masuk negara, misal seperti membuat kuesioner bagi WNA yang menjadi tamu undangan negara,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudhi Pramono dalam konferensi pers yang digelar secara daring di Jakarta.
Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diisi oleh WNA dalam kuesioner tersebut, seperti riwayat penyakit, aktivitas kontak, dan tujuan perjalanan terakhir. Dengan begitu pemerintah bisa mendapatkan lebih banyak data atau riwayat dari WNA tersebut sehingga bisa lebih siap bila terjadi sesuatu hal.
Berita Terkait
Pemkot Pariaman dukung reaktivasi jalur KA ke Sungai Limau
Rabu, 2 Oktober 2024 16:22 Wib
Polisi Pariaman catat kasus narkotika meningkat jadi 38 kasus
Rabu, 2 Oktober 2024 14:52 Wib
Pemkot Pariaman catat penyaluran bantuan seragam untuk siswa miskin capai ratusan helai
Senin, 30 September 2024 15:02 Wib
Realisasi PAD Pariaman hingga September 63,88 persen
Minggu, 29 September 2024 17:26 Wib
4.835 pelamar CPNS Pariaman bakal ikuti SKD
Minggu, 29 September 2024 17:25 Wib
Pemkot Pariaman ajukan RAPBD-P 2024 jadi Rp669 miliar
Sabtu, 28 September 2024 18:49 Wib
Pemkot Pariaman upayakan peningkatan pelayanan publik
Jumat, 27 September 2024 12:04 Wib
Kemendagri kembali apresiasi kinerja kepemimpinan Pj Wako Pariaman
Jumat, 27 September 2024 12:03 Wib