Dua hari Galanggang Arang#8, WTBOS buktikan kepedulian masyarakat merawat warisan dunia
Padang Panjang (ANTARA) - Hujan disertai angina kencang tidak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan berbagai kegiatan kebudyaan Galanggang Arang #8 2024 WTBOS di stasiun kereta api Padang Panjang. Gelanggang Arang di inisiasi kementerian pendidikan dan kebudayaan melalui dirjen kebudayaan sebagai salah satu upaya dalam merawat warisan tambang batubara Ombilin Sawahlunto yang ditetapkan Unesco pada tahun 2019 lalu sebagai salah satu cagar budaya warisan dunia.
Dua hari penyelenggaraan Galanggang Arang #8 diisi dengan berbagai kegiatan kebudayaan, seminar dan dialog budaya WTBOS dengan mengusung tema pendidikan Islam modern di Padang Panjang dan kaitannya dengan WTBOS, permaianan anak tradisonal, jelajah dan makan bajamba
Pj. Sekda Kota padang Panjang Dr. Winarno, M.E, berharap, direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek, Gelanggang Arang menjadi kegiatan tahunan rutin dilaksanakan agar selalu mengingatkn kepada masyarakat stasiun Padang Panjang, punya sejarah dan terluas di sumbar.
“Stasiun Padang Panjang, tempat startegis dan menjadi perlintasan dan telah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan dunia yang harus selalu dirawat. selalu dijaga dan pelihara,” kata Winarno, pada malam penutupan Galanggang Arang Rabu malam (7/8) di Stasiun Kereta Api Padang Panjang.
Dua hari pelaksanaan Galanggang Arang, menurut Winarno selalu di ramaikan oleh masyarakat dan pelajar kota Padang Panjang, hal ini membuktikan keingintahuan masyarakat dan kepedulian masyarakat terhadap warisan dunia ini cukup tinggi.
“Kedepan kegiatan ini selalu menjadi bahan evaluasi, agar setiap tahunnya kualitas dari berbagai kegiatan Galanggang Arang WTBOS juga semakin berkualitas, dua hari kegiatan ini juga memberi dampakpada ekonomi masyarakat dan terjadinya perpuran uang, mudah-mudahan dengan kegiatan ini sekaligus membuat masyarakat Padang Panjang bangkit dari musibah bencana bebebrapa bulan lalu,” harap Winarno.
Ia menambahkan Galanggang Arang sekaligus sebagai rangkaian dalam memperingati HUT RI ke 79 dengan berbagai hiburan yang bertujuan menghibur masyarakat dan banyak lagi kegiatan dalam rangkaian HUT RI berikutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan provinsi Sumatera Barat, Dr. Jefrinal Arifin, menyebutkan kegiatan Galanggang Arang adalah untuk menghayati bersama keberadaan Mak Itam (Loko Uap di museum WTBOS) pernah lewat dari Sawahlunoto membawa batu bara ke Padang.
“Warisan tambang batubara Ombilin Sawahlunto, diakui Unesco tahun 2019 sebagai salah satu warisan dunia, mari bersama untuk mengetahui sejarah ini bentuk warisan budaya yang tidak ternilai,” kata Jefrinal Arifin.
Ia mengakui, masih banyak warisan budaya yang lain di Sumatera Barat dan sedang diusahakan untuk diakui oleh Unesco.
“Banyak cagar budaya atau warisan budaya kita yang masih belum di proses, maka dari itu mari kita dukung bersama-sama WTBOS ini menjadi sesuatu yang berharga karena dulunya pernah menjadi yang terbaik dalam urusan ekonomi Sumatera Barat,” jelas dia.
Padang Panjang, menjadi kota terakhir pelaksanaan Gelanggang Arang#8 setelah tujuh Kabupaten/ Kota sepanjang jalur rel kereta api WTBOS.
Dua hari penyelenggaraan Galanggang Arang #8 diisi dengan berbagai kegiatan kebudayaan, seminar dan dialog budaya WTBOS dengan mengusung tema pendidikan Islam modern di Padang Panjang dan kaitannya dengan WTBOS, permaianan anak tradisonal, jelajah dan makan bajamba
Pj. Sekda Kota padang Panjang Dr. Winarno, M.E, berharap, direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek, Gelanggang Arang menjadi kegiatan tahunan rutin dilaksanakan agar selalu mengingatkn kepada masyarakat stasiun Padang Panjang, punya sejarah dan terluas di sumbar.
“Stasiun Padang Panjang, tempat startegis dan menjadi perlintasan dan telah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan dunia yang harus selalu dirawat. selalu dijaga dan pelihara,” kata Winarno, pada malam penutupan Galanggang Arang Rabu malam (7/8) di Stasiun Kereta Api Padang Panjang.
Dua hari pelaksanaan Galanggang Arang, menurut Winarno selalu di ramaikan oleh masyarakat dan pelajar kota Padang Panjang, hal ini membuktikan keingintahuan masyarakat dan kepedulian masyarakat terhadap warisan dunia ini cukup tinggi.
“Kedepan kegiatan ini selalu menjadi bahan evaluasi, agar setiap tahunnya kualitas dari berbagai kegiatan Galanggang Arang WTBOS juga semakin berkualitas, dua hari kegiatan ini juga memberi dampakpada ekonomi masyarakat dan terjadinya perpuran uang, mudah-mudahan dengan kegiatan ini sekaligus membuat masyarakat Padang Panjang bangkit dari musibah bencana bebebrapa bulan lalu,” harap Winarno.
Ia menambahkan Galanggang Arang sekaligus sebagai rangkaian dalam memperingati HUT RI ke 79 dengan berbagai hiburan yang bertujuan menghibur masyarakat dan banyak lagi kegiatan dalam rangkaian HUT RI berikutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan provinsi Sumatera Barat, Dr. Jefrinal Arifin, menyebutkan kegiatan Galanggang Arang adalah untuk menghayati bersama keberadaan Mak Itam (Loko Uap di museum WTBOS) pernah lewat dari Sawahlunoto membawa batu bara ke Padang.
“Warisan tambang batubara Ombilin Sawahlunto, diakui Unesco tahun 2019 sebagai salah satu warisan dunia, mari bersama untuk mengetahui sejarah ini bentuk warisan budaya yang tidak ternilai,” kata Jefrinal Arifin.
Ia mengakui, masih banyak warisan budaya yang lain di Sumatera Barat dan sedang diusahakan untuk diakui oleh Unesco.
“Banyak cagar budaya atau warisan budaya kita yang masih belum di proses, maka dari itu mari kita dukung bersama-sama WTBOS ini menjadi sesuatu yang berharga karena dulunya pernah menjadi yang terbaik dalam urusan ekonomi Sumatera Barat,” jelas dia.
Padang Panjang, menjadi kota terakhir pelaksanaan Gelanggang Arang#8 setelah tujuh Kabupaten/ Kota sepanjang jalur rel kereta api WTBOS.