Jajaran Desa Tangguh Bencana di Sawahlunto memperkuat kemampuan dan wawasan

id Pemkot Sawahlunto,berita sawahlunto,berita sumbar

Jajaran Desa Tangguh Bencana di Sawahlunto memperkuat kemampuan dan wawasan

Pj Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan memimpin apel Jambore Desa Tangguh Bencana, Rabu. (Antarasumbar/Yudha Ahada)

Sawahlunto (ANTARA) - Pemkot Sawahlunto, Sumatera Barat meningkatkan wawasan dan kapasitas jajaran Desa Tangguh Bencana (Destana) di kota itu melalui pelatihan yang diselenggarakan dalam Jambore Destana.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto Dedi Ardona, di Sawahlunto, Rabu menyampaikan jambore dilaksanakan selama dua hari di lapangan Desa Kubang Tangah dengan pemateri/instruktur dari komunitas Pemerhati Bencana Sumatera Barat dan beberapa jajaran BPBD.

“Ada lima desa di Sawahlunto yang sudah menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana), semuanya sekarang ikut dalam jambore ini. Ditambah satu Kelompok Siaga Bencana (KSB),” kata dia.

Ia menyebut dalam jambore itu dilatih bagaimana teknis pencegahan/antisipasi bencana sampai tindakan darurat dalam penanganan bencana.

Dengan pelatihan bersama di jambore itu ditargetkan selain memperkuat pengetahuan dan kapasitas, juga mampu meningkatkan koordinasi antar sesama jajaran Destana.

“Kita evaluasi bagaimana penanganan bencana banjir dan longsor di Kecamatan Silungkang beberapa waktu lalu, itu menjadi bahan untuk jambore sekarang bagaimana yang masih kurang dan lemah pada saat itu maka melalui jambore sekarang dapat diperkuat,” ujarnya merinci.

Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan yang membuka kegiatan jambore Destana itu berpesan agar para peserta benar-benar mengikuti rangkaian kegiatan dengan tuntas dan serius.

“Ini ilmunya nanti akan bermanfaat tidak hanya bagi diri kita pribadi, namun bahkan menyelamatkan masyarakat lain. Jadi ilmu yang didapat di jambore ini merupakan amanah untuk membantu masyarakat dan lingkungan,” kata dia.

Ia menyebut dengan kondisi topografi lembah dan perbukitan, kerawanan paling besar untuk bencana di Sawahlunto adalah longsor dan banjir. Maka Destana harus banyak berinisiatif dan bijak menyikapi ancaman bencana tersebut.

“Destana harus kompeten bagaimana pengelolaan saat penanganan bencana terjadi dan pasca bencana itu. Namun jangan lupa bahwa Destana juga harus memperhatikan dan mengurus bagaimana pencegahan bencana, bagaimana resiko-resiko bencana yang muncul bisa ditangani agar tidak berlanjut menjadi kejadian,” katanya.