PLN Sumbar bantu percepat implementasi pelabuhan hijau Pelindo
Padang (ANTARA) - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat akan membantu percepatan implementasi pelabuhan hijau atau green port PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 2 Teluk Bayur.
"PLN baru saja melakukan energizing penambahan daya Pelindo Teluk Bayur dari 1,1 megawatt (MW) menjadi 3,4 MW yang akan digunakan untuk konversi alat bongkar muat (crane) dari diesel ke listrik," kata General Manager PLN UID Sumatera Barat Eric Rossi Priyo Nugroho di Padang, Rabu.
Eric menegaskan perusahaan pelat merah tersebut siap mendukung percepatan green port PT Pelindo Teluk Bayur. Sebagai pionir transisi energi, PLN bersama-sama Pelindo dapat menggunakan energi hijau.
"Peralihan menuju green port ini sesuai target kami mewujudkan langit biru Sumatera Barat. Oleh karena itu, PLN akan mengeksekusi langsung kebutuhan Pelindo yang sejalan dengan tujuan tersebut," ujar Eric.
Apalagi, PLN UID Sumatera Barat juga mendapat mandat dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat untuk mengawal realisasi green port pelabuhan-pelabuhan di Ranah Minang.
Ia memastikan penambahan daya tersebut tidak akan mengganggu pasokan listrik bagi masyarakat atau pelanggan. Sebab, pasokan energi listrik di provinsi itu dalam keadaan cukup masih tergolong besar.
"Pasokan listrik di Sumbar dalam keadaan cukup dan andal. Ada surplus pasokan sekitar 20 persen dari total pasokan keseluruhan. Dengan surplus ini, PLN siap mengaliri listrik energi hijau ke Pelabuhan Teluk Bayur," ujarnya.
Sementara itu, General Manager Pelindo Teluk Bayur Medi Kusmana mengatakan target Pelindo adalah meminimalisir penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada setiap kegiatan operasional pelabuhan. Hal itu demi mewujudkan penggunaan energi hijau yang ramah lingkungan, efisien, serta menuju net zero emission pada 2060.
"Kita berharap kebijakan yang sama terkait pencapaian net zero emission ini dapat mempererat sinergi Pelindo dan PLN," kata dia.
Ia yakin peralihan dari energi fosil ke energi hijau juga dapat membantu efisiensi biaya operasional perusahaan. Pelindo Teluk Bayur menargetkan dalam lima tahun ke depan perusahaan itu sudah bisa 100 persen menggunakan energi listrik.
Menurut dia, untuk tahap pertama dimulai dengan konversi empat alat bongkar muat. Selanjutnya tujuh unit crane ditargetkan akan dikonversikan menggunakan energi listrik.
"Kemudian dalam rentang waktu lima tahun ke depan seluruh engine kapal sandar dan tenant diharapkan sudah menggunakan energi listrik dengan proyeksi kebutuhan daya 15 Mega Volt Ampere (MVA)," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN Sumbar bantu percepat implementasi pelabuhan hijau Pelindo
"PLN baru saja melakukan energizing penambahan daya Pelindo Teluk Bayur dari 1,1 megawatt (MW) menjadi 3,4 MW yang akan digunakan untuk konversi alat bongkar muat (crane) dari diesel ke listrik," kata General Manager PLN UID Sumatera Barat Eric Rossi Priyo Nugroho di Padang, Rabu.
Eric menegaskan perusahaan pelat merah tersebut siap mendukung percepatan green port PT Pelindo Teluk Bayur. Sebagai pionir transisi energi, PLN bersama-sama Pelindo dapat menggunakan energi hijau.
"Peralihan menuju green port ini sesuai target kami mewujudkan langit biru Sumatera Barat. Oleh karena itu, PLN akan mengeksekusi langsung kebutuhan Pelindo yang sejalan dengan tujuan tersebut," ujar Eric.
Apalagi, PLN UID Sumatera Barat juga mendapat mandat dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat untuk mengawal realisasi green port pelabuhan-pelabuhan di Ranah Minang.
Ia memastikan penambahan daya tersebut tidak akan mengganggu pasokan listrik bagi masyarakat atau pelanggan. Sebab, pasokan energi listrik di provinsi itu dalam keadaan cukup masih tergolong besar.
"Pasokan listrik di Sumbar dalam keadaan cukup dan andal. Ada surplus pasokan sekitar 20 persen dari total pasokan keseluruhan. Dengan surplus ini, PLN siap mengaliri listrik energi hijau ke Pelabuhan Teluk Bayur," ujarnya.
Sementara itu, General Manager Pelindo Teluk Bayur Medi Kusmana mengatakan target Pelindo adalah meminimalisir penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada setiap kegiatan operasional pelabuhan. Hal itu demi mewujudkan penggunaan energi hijau yang ramah lingkungan, efisien, serta menuju net zero emission pada 2060.
"Kita berharap kebijakan yang sama terkait pencapaian net zero emission ini dapat mempererat sinergi Pelindo dan PLN," kata dia.
Ia yakin peralihan dari energi fosil ke energi hijau juga dapat membantu efisiensi biaya operasional perusahaan. Pelindo Teluk Bayur menargetkan dalam lima tahun ke depan perusahaan itu sudah bisa 100 persen menggunakan energi listrik.
Menurut dia, untuk tahap pertama dimulai dengan konversi empat alat bongkar muat. Selanjutnya tujuh unit crane ditargetkan akan dikonversikan menggunakan energi listrik.
"Kemudian dalam rentang waktu lima tahun ke depan seluruh engine kapal sandar dan tenant diharapkan sudah menggunakan energi listrik dengan proyeksi kebutuhan daya 15 Mega Volt Ampere (MVA)," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN Sumbar bantu percepat implementasi pelabuhan hijau Pelindo