BNPB puji respon Bupati Pesisir Selatan terkait tanggap bencana

id BNPB,berita pessel,berita sumbar,banjir pessel,banjir sumbar,Bupati Rusma Yul Anwar

BNPB puji respon Bupati Pesisir Selatan terkait tanggap bencana

Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar bersama Kapolres AKBP. Nurhadiansyah dan Sekda Mawardi Roska berbincang dengan Kepala BNPB Letjend. TNI. Suharyanto di lokasi terdampak banjir.

Painan (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengapresiasi respon Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar terkait bencana alam.

Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Dr. Rustian mengungkapkan dirinya pertama mengetahui adanya bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan setelah menerima pesan singkat dari bupati melalui WhatsApp pada Kamis 7 Maret atau tepat pada hari kejadian.

"Kalau nggak salah saya waktu itu bupati ngasih kabar sekitar pukul 17.51 WIB. Itu pertama kami dapat kabar," ungkapnya di Jakarta, Jumat 15 Maret.

Ia menjelaskan Bupati Rusma Yul Anwar waktu itu dalam pesan singkatnya menyampaikan ketika itu di Pesisir Selatan sedang terjadi hujan lebat dengan curah yang terkesan ekstrem.

Bahkan pada pesan itu bupati mengabarkan terdapat satu jembatan gantung yang putus diterjang derasnya aliran sungai, sehingga mengakibatkan satu nagari (desa) di daerah itu terisolasi.

Padahal jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses warga untuk keluar beraktivitas. Karenanya kata bupati selaku kepala daerah ia meminta perhatian dari BNPB terkait peristiwa itu.

"Assalammualaikum, Pak Ses. Maaf saya mengganggu. Hari ini hujan lebat di Painan. Ada jembatan putus. Warga terisolasi. Hanya itu akses mereka untuk beraktivitas. Mohon perhatian Bapak," jelasnya menyampakan isi pesan bupati saat itu.

Bupati mengatakan kalau laporan yang lebih lengkap pemerintah kabupaten segera bakal menyusulkan. Rustian menjawab jika dirinya ketika itu sedang berada di Mexico dalam rangka dinas.

Namun ia tetap mempersilakan bupati untuk membuat laporan dan mengucapkan turut berduka atas peristiwa yang tengah terjadi di Pesisir Selatan dan meneruskannya ke Kepala BNPB Letjend. TNI. Suharyanto.

Bupati lalu minta petunjuk lebih lanjut dan Rustian membalas dengan mengirimkan nomor kontak Kepala BNPB agar bupati bisa berkomunikasi secara langsung terkait upaya selanjutnya.

Kemudian pada 8 Maret Bupati Rusma Yul Anwar sekitar pukul 15.41 WIB mengirim pesan melalui WhatsApp pada Kepala BNPB terkait perkembangan banjir yang terjadi di Pesisir Selatan beserta beberapa buah foto.

Dalam foto tampak ketinggian air sudah mencapai atap rumah penduduk. Sejumlah warga sedang berjibaku menyelamatkan harta bendanya dari sapuan banjir yang semakin tinggi.

"Selamat sore Bapak, Saya Bupati Pesisir Selatan bersama ini melaporkan kondisi terkini banjir yang kini melanda kabupaten kami," kata bupati.

Pesan tersebut menurut bupati sekaligus sebagai laporannya pada BNPB tentang peristiwa yang terjadi saat itu. Kepala BNPB membalas pesan dengan menyatakan bakal turun langsung ke Pesisir Selatan.

"Baik Pak Bupati nanti kami segera ke sana. Saya turut berduka," ucap Kepala BNPB membalas pesan bupati.

Setelah berkomunikasi dengan Bupati Pesisir Selatan, Kepala BNPB pada Selasa, 11 Maret mengunjungi sejumlah wilayah terdampak banjir di daerah berjuluk 'Negeri Sejuta Pesona' itu.

Banjir yang terjadi di Pesisir Selatan pada Kamis, 7 Maret tidak hanya menelan harta benda masyarakat, tapi juga mengakibatkan korban jiwa. 24 orang meninggal. 5 hilang dan kini dalam proses pencarian.

Lebih dari 5 ribu unit rumah warga mengalami kerusakan, sehingga 68 ribu keluarga harus kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 200 ribu jiwa warga Pesisir Selatan berada di tenda pengungsian.

Banjir juga meluluh lantakkan sejumlah fasilitas umum, sosial, kesehatan dan pendidikan. Lebih dari 20 jembatan kini terpantau putus dan 9 ruas jalan terkonfirmasi rusak.

Sedikitnya 6 ribu Hektare lahan pertanian masyarakat ikut tersapu banjir. Demikian juga dengan ternak yang tercatat lebih dari 2 ribu ekor hanyut terbawa arus. Pesisir Selatan berduka.

Kamis nan kelam itu menjadi sejarah baru bagi kebencanaan di beranda paling Selatan Ranah Minang itu. Derasnya arus sungai saat itu ternyata tidak serta merta menghanyutkan duka.

Ia justeru menyisakan duka. Semua mesti berbenah. Tidak ada kata terlambat. Tidak ada yang salah dan yang dapat disalahkan. Kesalahan itu ketika kita tidak mengakuinya. Semoga waktu mampu menyembuhkan duka.

Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar berjanji jika pemerintah kabupaten tetap memberikan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya yang tertimpa musibah bencana banjir saat ini.

Ia mengajak semua pihak bersatu untuk mewujudkan kondisi Pesisir Selatan seperti sediakala, bahkan lebih baik lagi. Menapaki masa depan jauh lebih berharga dibanding meratapi yang telah terjadi.

"Semua kita tentu bersedih. Tapi tidak harus tenggelam. Mari bersama kita bangkit menatap masa depan. Peristiwa pilu ini harus dijadikan pelajaran. Pasti ada hikmah di balik semua ini," ujar bupati.