Angka kemiskinan dan pengangguran Solok Selatan meningkat

id pengangguran Solok Selatan ,HUT Kabupaten Solok Selatan ke 20

Angka kemiskinan dan pengangguran Solok Selatan meningkat

Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sumbar Delvi Kurnia saat membacakan pidato Gubernur Sumbar Mahyeldi pada sidang Paripurna peringatan HUT Kabupaten Solok Selatan ke 20, di Padang Aro, Minggu

Padang Aro (ANTARA) - Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi melalui Asisten Pemberian dan Kesra Delvi Kurnia mengatakan Angka kemiskinan dan pengangguran terbuka di Kabupaten Solok Selatan meningkat dan butuh perhatian khusus Pemkab setempat.

"Di Solok Selatan saat ini angka kemiskinan meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 11.810 jiwa pada 2022 menjadi 11.912 jiwa sedangkan tingkat pengangguran terbuka juga naik yaitu dari 1,13 persen pada tahun 2022, menjadi 1,16 persen pada tahun 2023," katanya, saat Rapat Paripurna HUT Kabupaten Solok Selatan ke 20, di Padang Aro, Minggu.

Menurut dia, kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka memang tidak terlalu besar, namun ini perlu menjadi perhatian.

Beberapa kondisi lainnya juga perlu mendapatkan perhatian katanya, seperti stunting, angka inflasi dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

"Pembangunan infrastruktur perlu terus diupayakan, namun perhatian untuk ketahanan sosial masyarakat haruslah tetap menjadi prioritas yang tidak boleh terabaikan," ujarnya.

Dalam rangka mengatasi hal tersebut katanya, pemerintah daerah tentunya tidak dapat bekerja sendiri, diperlukan sinergitas dan Kerjasama dengan banyak pihak.

Pemerintah baik pusat, provinsi serta kabupaten harus berkolaborasi, begitupun dengan stakeholder terkait lainnya.

Dengan Kerjasama dan sinergitas yang baik ia berharap permasalahan-permasalahan tersebut dapat segera teratasi.

Dia menjelaskan, dalam membangun Solok Selatan, memerlukan strategi khusus dan upaya yang ekstra karena posisi geografis Kabupaten itu ibarat bottle neck yang mengakibatkan sebagian wilayahnya menjadi kurang menarik untuk dikunjungi.

Apalagi kondisi jalan yang banyak rusak, berliku serta sempit dan kondisi ini memerlukan strategi khusus yang harus di prioritaskan, baik oleh Kabupaten Solok Selatan ataupun Provinsi Sumatera Barat.

"Akan lebih baik lagi apabila Daerah-daerah tetangga seperti Dharmasraya dan kabupaten Bungo ikut mendukung dan berkolaborasi terhadap upaya ini," ujarnya.

Selama ini katanya, telah dilakukan langkah-langkah kongkrit dengan mempercepat akses Solok Selatan ke Dharmasraya.

Berbagai sumber dana, baik itu APBD Provinsi, kabupaten dan dana Pusat telah diarahkan ke program ini walaupun belum cukup, namun ini haruslah tetap diupayakan agar Solok Selatan menjadi Daerah perlintasan dan terkoneksi dengan banyak Daerah di sekitarnya.

"Dengan lancarnya hubungan arus barang dan orang keluar masuk Solok Selatan nantinya, Insya Allah akan membawa percepatan pertumbuhan ekonomi Daerah," katanya.