Sumbar merawat toleransi lewat Festival Adat dan Budaya Nusantara 2023

id Festival Budaya Nusantara 2023

Sumbar merawat toleransi lewat Festival Adat dan Budaya Nusantara 2023

Seni dan budaya berbagai etnis di Sumatera Barat tampil dalam Festival Budaya Nusantara 2023. (ANTARA/HO-Dinas kebudayaan Sumbar)

Padang (ANTARA) - Bagi sebagian orang, Sumatera Barat identik dengan etnis Minangkabau. Pada banyak kesempatan, orang "awak sering menggunakan istilah Ranah Minang sebagai asosiasi Sumatera Barat.

Namun bila ditilik lebih dalam, etnis Minangkabau memang menjadi mayoritas di Sumatera Barat, namun bukan satu-satunya.

Kepala Dinas kebudayaan Sumbar, Syaifullah mengatakan ada belasan etnis yang hidup dan berkembang dengan harmonis di Sumatera Barat diantaranya Mentawai, Batak, Melayu, Nias, Sunda, Jawa, Bali, NTT, India, Tionghoa, dan lainnya.

Beragam etnis itu selama ini bisa bisa hidup berdampingan dalam damai dan nilai-nilai tolerensi. Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyebut tidak pernah terjadi gesekan antara etnis apalagi kasus-kasus intoleransi.

"Kalaupun ada yang mengatakan ada diskriminasi terjadi di Sumbar, itu berarti mereka belum mengenal dan belum menyaksikan secara langsung kehidupan masyarakat Sumbar yang sesungguhnya," ujarnya.

Untuk merawat nilai toleransi dalam keberagaman etnis itu, Dinas Kebudayaan Sumbar menggelar Festival Multietnis yang dikemas dalam Festival Adat dan Budaya Nusantara 2023 di Kota Padang 12-20 Agustus 2023.

Berbagai seni dan budaya dari beragam etnis di Sumbar tampil memukau dalam festival yang pelaksanaannya digabungkan dengan Bazaar Merah Putih yang di inisiasi oleh Himpunan Tjinta Teman (HTT) Padang tersebut.

”Festival ini adalah salah satu upaya merawat dan mensinergikan potensi-potensi kultural yang ada di Sumbar. Alhamdulillah, masyarakat Sumbar, khususnya Kota Padang, yang banyak etnis dan budaya bisa hidup bersatu dan menyatu dalam keharmonisan,” ungkapnya.

Ia berharap dengan digelar festival tersenut memelihara dan merawat semangat kebersamaan dan kolaborasi antar sesama bangsa Indonesia.

Festival itu berhasil menggambarkan kehidupan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) yang sesungguhnya, kendati dihuni oleh berbagai etnis tapi masyarakatnya menyatu dalam bingkai kerukunan dan toleransi yang selalu terjaga.

"Proses akulturasi masyarakat di Sumbar ini berjalan baik, terpelihara dengan baik. Kondisi itu persis seperti apa yang terlihat dalam acara ini," ucap Gubernur Mahyeldi saat menutup acara Bazar Merah Putih di GOR Himpunan Tjinta Teman (HTT) Padang, Minggu (20/8) malam.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menutup Festival Budaya Nusantara dan Bazaar Merah Putih 2023. (ANTARA/HO-Dinas kebudayaan Sumbar)
Sementara, Wakil Ketua HTT Padang, Albert Hendra Lukman mengatakan acara Bazar Merah Putih HTT Padang berjalan sukses dan lancar. Menurutnya, itu ditandai dari ramainya pengunjung dan besarnya jumlah transaksi.

"Jumlah pengunjung yang hadir pada bazar tahun ini sebanyak 30 ribu orang, bahkan mungkin lebih karena tidak semuanya terdata," kata Albert.

Ia juga menjelaskan, bazar merah putih ini diikuti oleh 38 stan promosi, 10 stan UMKM, 38 stan kuliner, dan 10 stan permainan. Disamping itu juga ada stan PMI menerima donor darah dari 13 sampai 20 Agustus. Selama bazar berlansung sejak 9 hari lalu diperkirakan total transaksinya mencapai Rp2 miliar.

"Berpedoman kepada keberhasilan tersebut, kita berharap Bazar Merah Putih HTT ini bisa masuk kedalam kalender iven tahunan daerah," harapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar Syaifullah menyampaikan, Festival Adat dan Budaya Nusantara 2023 dan Bazaar Merah Putih diisi oleh penampilan dan atraksi dari 15 etnis diantaranya Minang, Mentawai, Batak, Melayu, Nias, Sunda, Jawa, Bali, NTT, India, Tionghoa, dan lainnya.

“Persipan untuk kegiatan dan festival ini sudah kami mulai sejak awal bulan Juni hingga 100 persen pada awal bulan Agustus,” sebutnya.

Ia menambahkan, selain untuk memeriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI ke-78, festival ini merupakan kegiatan yang sangat istimewa karena jarang-jarang dilaksanakan. Melalui kegiatan ini juga bisa menepis sedikit banyaknya tentang Provinsi Sumbar yang dianggap intelorensi.

“Sumbar itu provinsi yang damai, toleransi dan bisa menerima berbagai keberagaman yang ada,” ujarnya.

Dia juga menceritakan, selama pelaksanaan kegiatan dari 12 sampai 20 Agustus 2023, masyarakat sumbar terutama Kota padang sangat antusias menyaksikan penampilan dan atraksi dari berbagai etnis tersebut. “Hampir setiap malamnya kursi yang disediakan selalu penuh dan itu sampai larut malam,” sebutnya. *