Lubukbasung (ANTARA) - Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) memberikan edukasi bagi puluhan masyarakat Kabupaten Agam, Sumatera Barat tentang gerakan nasional budaya sensor mandiri dalam membentengi dampak negatif film di Hotel Sakura Syariah Lubuk Basung, Rabu (24/4).
Ketua Komisi III Lembaga Sensor Film Republik Indonesia Naswardi di Lubuk Basung, Rabu, mengatakan Agam dipilih untuk pelaksanaan kegiatan ini karena daerah itu banyak dijadikan lokasi atau lokus syuting film.
"Artinya, Agam tempat menarik bagi produser dan sutradara untuk menjadi tempat syuting. Ini promosi gratis dalam menggenalkan adat budaya Minangkabau di kancah nasional," katanya.
Ia mengatakan LSF RI menyadari bahwa saat ini, untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari dampak negatif film dan iklan film, tidak cukup hanya dengan kebijakan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS).
Namun masyarakat dan publik perlu mendapatkan pendidikan dan pengetahuan terhadap film dan iklan film melalui penguatan fungsi literasi.
Dengan kondisi itu, masyarakat memiliki kepedulian dan kesadaran untuk memilah dan memilih tontonan sesuai dengan klasifikasi usia dan peruntukkannya.
"Literasi ini diwujudkan dalam bentuk pemasyarakatan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM)," katanya.
Ia mengakui ada beberapa program turunan dari GNBSM, salah satunya adalah Program Desa Sensor Mandiri. LSF telah memulai melakukan inisiasi dan Sosialisasi Desa Sensor Mandiri pada 2021.
Pada 2022, Desa Sensor Mandiri telah diresmikan di Desa Tigaherang, Kota Ciamis, Provinsi Jawa Barat, dan Desa Candirejo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Serta pada 2022 terdapat dua lokasi yang sedang dimulai inisiasi, yakni Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Desa Glanggang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Sementara Sekretaris Daerah Agam Edi Busti menambahkan kondisi film dan media sosial saat ini sangat memprihatinkan.
"Kami berterima kasih kepada Lembaga Sensor Film telah hadir untuk menyampaikan sosialisasi gerakan nasional budaya sensor mandiri di Agam yang dihadiri juga dari guru dan siswa," katanya.
Ia berharap agar masyarakat Sumatera Barat khususnya para tenaga pendidik harus memiliki strategi tidak hanya mengajar mata pelajaran, tetapi harus membangun karakter siswa agar menjadi lebih bijak dan pandai dalam menyaring tontonan maupun informasi yang ada di dunia maya.
"Mana yang layak untuk dikonsumsi dan mana yang harus dihindari," katanya.
Salah seorang narasumber dr. Rahmadonal M Iqbal mengatakan kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah nyata LSF dalam menguatkan GNBSM yang sedikit demi sedikit akan meluas dibeberapa lokasi.
Juara Lida Indosiar pada 2021 ini berpesan kepada seluruh peserta untuk dapat meneruskan dan menyebarluaskan hal baik yang telah disampaikan pada acara sosialisasi Gerakan Budaya Sensor Mandiri di Agam.
"Ini harus dibarengi dengan menumbuhkan niat baik dalam membentuk karakter diri," katanya.