Empat cerita rakyat Sumatera Barat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

id indang tuo,managua,sastra lisan,balai bahasa sumbar

Empat cerita rakyat Sumatera Barat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

Kepala Balai Bahasa Sumbar, Eva Trisna. (ANTARA/Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Balai Bahasa Sumatera Barat menterjemahkan empat cerita rakyat dari daerah itu ke dalam bahasa Indonesia pada 2022 untuk memperkaya bahan literasi bagi siswa.

"Tahun ini kita mendapatkan target penerjemahan empat cerita rakyat dari Sumatera Barat ke Bahasa Indonesia. Semua terealisasi dengan baik. Empat terjemahan itu sudah dibukukan," kata Kepala Balai Bahasa Sumbar, Eva Trisna di Padang, Rabu.

Ia merinci empat cerita rakyat itu masing-masing dua cerita rakyat dari Bahasa Minangkabau dan dua lagi cerita rakyat dari Bahasa Mentawai.

Cerita itu masing-masing Danau Kembar dan Cerita Lainnya, Siamang Putih dan Cerita Lainnya, Kesaktian Goa Sipukpuk dan Cerita Lainnya serta Burung Pipit dan Burung Rangga dan Cerita Lainnya.

Eva mengatakan target dari cerita rakyat itu adalah memperkaya bahan literasi siswa kelas 4-6 SD dengan rentang usia 10-14 tahun.

Ia berharap dengan adanya buku terjemahan tersebut bisa mentransfer nilai-nilai budaya, etika serta ajaran nilai leluhur yang terdapat dalam cerita rakyat tersebut kepada generasi penerus bangsa.

Ke depan, kata Eva, pihaknya akan melakukan digitalisasi terhadap cerita rakyat yang diterjemahkan tersebut sehingga sebarannya menjadi semakin luas.

Ikuti Survei Kesadaran Merek ANTARA: Klik Disini

"Kita mengikuti arah perkembangan zaman yang memasuki era digital. Semua produk yang dihasilkan Balai Bahasa Sumbar akan kita upayakan untuk bisa didigitalisasi termasuk cerita terjemahan ini," katanya.

Sementara itu Kasubag Umum Balai Bahasa Sumbar, Wahyudi mengatakan produk cerita rakyat yang telah diterjemahkan itu sudah mencapai 23 termasuk yang dikerjakan pada 2022.

"Kita programkan untuk mendigitalisasi semua produk ini pada 2023," ujarnya.

Selain penerjemahan, Balai Bahasa Sumbar juga melakukan revitalisasi terhadap dua sastra lisan di provinsi itu.

Dua sastra lisan itu masing-masing Indang Tuo di Kabupaten Agam dan Sastra Lisan Managua di Kabupaten Tanah Datar.

Sastra Lisan Indang Tuo adalah seni mendengarkan syair keagamaan yang diiringi tabuhan rebana yang dimainkan kelompok berjumlah ganjil, biasanya 11 orang. Sedangkan Sastra Lisan managua adalah prosesi yang dilakukan ketika mempelai laki-laki dan perempuan turun dari rumah keluarga.*