Legislator ajak bersatu padu berantas stunting
Parik Malintang (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra Ade Rezki Pratama mengajak seluruh lapisan masyarakat bersatu padu memberantas stunting atau gagal tumbuh pada anak guna mempersiapkan generasi bangsa.
"Kami yakin jika kita bersatu padu stunting bisa kita hilangkan," kata dia Saat Sosialisasi Advokasi dan Komunikasi Informasi serta Edukasi (KIE) di Nagari Sungai Asam Kecamatan 2x11 Enam Lingkuang Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) Senin.
Ia mengatakan banyak penyebab terjadinya stunting pada anak yang tidak saja karena nikah muda namun juga memiliki anak yang banyak dan berdekatan serta lingkungan yang kumuh yang dapat berpengaruh pada gizi anak.
Menurutnya permasalahan tersebut bisa diatasi bersama-bersama dengan mengelompokkan penyebab stunting pada anak untuk dilakukan intervensi.
"Pemerintah, DPRD, pemerintah daerah, camat, nagari dan masyarakat harus bersatu untuk memberantas ini," katanya.
Pada kesempatan itu ia mengapresiasi kader posyandu, bidan desa, dan Puskesmas yang terus memantau kesehatan ibu hamil dan anak serta pihak lainnya yang selama ini berjibaku membantu penanganan stunting di daerah.
Ia berharap dengan upaya yang dilakukan maka ke depan negara ini bebas dari stunting karena dapat mempengaruhi majunya bangsa ini.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumbar Fatmawati mengatakan stunting merupakan gagal pertumbuhan dan perkembangan tubuh pada anak bahkan berdampak pada perkembangan otak anak.
"Kita harus berkolaborasi untuk menangani stunting, kalau dibiarkan maka di sekeliling kita akan muncul anak yang tidak berkualitas," ujarnya.
Ia mengatakan ketika BKKBN ditunjuk untuk menangani stunting pihaknya melakukan pencegahan permasalahan itu mulai dengan sosialisasi kepada calon pengantin.
Untuk menjalankan program tersebut pihaknya memiliki tim pendamping keluarga sebanyak 3.500 tim atau 10.000 orang yang diiringi oleh aplikasi.
Saat ini angka stunting Padang Pariaman 28,3 persen sedangkan angka prevalensi kasus stunting di Sumbar yaitu 23,3 persen.
"Kami yakin jika kita bersatu padu stunting bisa kita hilangkan," kata dia Saat Sosialisasi Advokasi dan Komunikasi Informasi serta Edukasi (KIE) di Nagari Sungai Asam Kecamatan 2x11 Enam Lingkuang Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) Senin.
Ia mengatakan banyak penyebab terjadinya stunting pada anak yang tidak saja karena nikah muda namun juga memiliki anak yang banyak dan berdekatan serta lingkungan yang kumuh yang dapat berpengaruh pada gizi anak.
Menurutnya permasalahan tersebut bisa diatasi bersama-bersama dengan mengelompokkan penyebab stunting pada anak untuk dilakukan intervensi.
"Pemerintah, DPRD, pemerintah daerah, camat, nagari dan masyarakat harus bersatu untuk memberantas ini," katanya.
Pada kesempatan itu ia mengapresiasi kader posyandu, bidan desa, dan Puskesmas yang terus memantau kesehatan ibu hamil dan anak serta pihak lainnya yang selama ini berjibaku membantu penanganan stunting di daerah.
Ia berharap dengan upaya yang dilakukan maka ke depan negara ini bebas dari stunting karena dapat mempengaruhi majunya bangsa ini.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumbar Fatmawati mengatakan stunting merupakan gagal pertumbuhan dan perkembangan tubuh pada anak bahkan berdampak pada perkembangan otak anak.
"Kita harus berkolaborasi untuk menangani stunting, kalau dibiarkan maka di sekeliling kita akan muncul anak yang tidak berkualitas," ujarnya.
Ia mengatakan ketika BKKBN ditunjuk untuk menangani stunting pihaknya melakukan pencegahan permasalahan itu mulai dengan sosialisasi kepada calon pengantin.
Untuk menjalankan program tersebut pihaknya memiliki tim pendamping keluarga sebanyak 3.500 tim atau 10.000 orang yang diiringi oleh aplikasi.
Saat ini angka stunting Padang Pariaman 28,3 persen sedangkan angka prevalensi kasus stunting di Sumbar yaitu 23,3 persen.