Pemkot Pariaman tingkatkan sosialisasi imunisasi atasi kasus campak yang meningkat

id Pemkot Pariaman,Dinas Kesehatan Kota Pariaman,kasus campak pariaman,Berita pariaman,berita sumbar

Pemkot Pariaman tingkatkan sosialisasi imunisasi atasi kasus campak yang meningkat

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Sumbar Nazifah. ANTARA/Aadiaat M. S. 

Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat sedang meningkatkan sosialisasi imunisasi campak dan rubella terhadap anak kepada orang tua di daerah itu guna mengatasi kasus campak yang tahun ini terus meningkat.

"Realisasi imunisasi di Pariaman rendah karena banyak orang tua yang menolak anaknya diimunisasi akibat trauma vaksin COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Nazifah di Pariaman, Rabu.

Ia menyebutkan pada tahun lalu tercatat yang positif campak hanya satu kasus namun pada tahun ini hingga Agustus telah mencapai 39 kasus.

Ia mengatakan campak merupakan wabah yang dapat menular sehingga untuk melawannya diperlukan vaksinasi sehingga anak kebal dengan penyakit itu.

Oleh karena itu pihaknya saat ini terus melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan mengupayakan mengimunisasi anak yang belum menerima imunisasi lengkap yang disebut dengan Kejar.

"Kejar, misalnya anak yang sudah imunisasi polio tapi campak belum, maka kami upayakan bisa imunisasi campak," katanya.

Ia mengimbau warga di daerah itu untuk mengimunisasi anaknya agar kebal dengan penyakit yang saat ini kasusnya meningkat.

Nazifah mengatakan imunisasi tersebut dapat dilakukan di Puskesmas yang ada di daerah itu dan warga tidak dipungut biaya atau gratis untuk itu.

Bahkan, kata dia pihaknya menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pariaman untuk menyasar anak sekolah tapi realisasinya dinilai belum maksimal.

Pihaknya telah mengusulkan kepada Wali Kota Pariaman untuk membuat tim yang terdiri dari sejumlah organisasi perangkat daerah untuk meningkatkan capaian imunisasi di daerah itu.

Menurutnya hal tersebut diperlukan karena trauma vaksin COVID-19 berdampak pada sosialisasi imunisasi di daerah itu.

"Saat ini kami harus memulai dari nol lagi untuk sosialisasi," tambahnya.