Surabaya, (ANTARA) - Nasionalisme Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno mulai tumbuh saat indekos di rumah H.O.S Tjokroaminoto Jalan Peneleh Gg. VII No.29-31, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jatim.
"Selama tahun 1916 - 1921 itu adalah masa keemasan Soekarno, karena pada saat itu lah jiwa dan kepribadian Soekarno diasah di Kota Surabaya," kata Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Purnawan Basundoro saat memperingati Juni Bulan Bakti Bung Karno di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, kisah perjalanan Bung Karno itu bukan sekadar soal kegigihan perjuangan hidup dan romantisme saja, akan tetapi ada pula kisah semangat nasionalisme yang tinggi di dalam jiwanya.
Purnawan menjelaskan secara rinci, bagaimana Soekarno melawan ketidakadilan yang terjadi di nusantara selama zaman pendudukan Belanda. Sikap dan semangat juang tinggi Soekarno itu dilatarbelakangi oleh sosok Tjokroaminoto dan kota kelahirannya Surabaya.
"Di awal abad ke 20, selama Soekarno tinggal bersama di indekos di rumah Tjokroaminoto dan menganggap Kota Surabaya adalah sebagai dapur dari nasionalisme. Artinya, di Surabaya itu lah, pemikiran mengenai nasionalisme Sukarno terbentuk, semangat juang melawan pendudukan Belanda di Surabaya," kata dia.
Purnawan mengatakan, di rumah Tjokroaminoto, insting politik Soekarno terbentuk, hal itu juga diungkap di dalam buku karya Cindy Adams. Di dalam buku yang sama, dituliskan Tjokroaminoto sendiri lah yang mengenalkan kepada Soekarno kepada para tokoh pergerakan yang hilir mudik masuk ke rumahnya saat itu.
Dengan demikian, pandangan Soekarno di usia remaja sangat banyak dan kaya ilmu pengetahuan dari berbagai segi ideologi.
Purnawan melanjutkan, saat itu Soekarno juga menulis soal rumah Tjokroaminoto yang menjadi dapur nasionalismenya. Bahkan, saat itu Soekarno juga sempat menuangkan ide dan gagasan yang ada di kepalanya melalui media cetak Oetoesan Hindia yang dimiliki oleh Tjokroaminoto.
"Bung Karno mengakui, saat di Surabaya ia menulis tidak kurang dari 500 tulisan yang dimuat di surat kabar. Di rumah Tjokroaminoto itu pula Seokarno mengenal Alimin, Muso, Semaun dan SM Kartosuwiryo yang memiliki ideologi berbeda-beda," kata dia.
Di usianya yang ke 20 tahun, Seokarno sudah matang secara politik dan ideologi, sehingga pada saat itu Soekarno menemukan ideologinya sendiri yaitu Marhaenisme yang melambangkan kepribadian nasional.
Media massa Fikiran Rakjat tanggal 1 Juli 1932 Nomor 1 tertulis, Marhaen adalah ideologi yang meliputi kelompok miskin Indonesia, baik buruh atau bukan, termasuk petani miskin yang tidak bekerja untuk siapapun melainkan hanya untuk sehari-harinya.
"Secara detail, di dalam buku Adams 2014: 90 tertulis, Marhaenisme merupakan Sosialisme Indonesia, gabungan dari Nasionalisme, Agama, dan Marxisme yang ditambah dengan Gotong Royong," kata Purnawan.
Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan lima prinsip dasar negara, yakni Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau perikemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial dan Ketuhanan yang berkebudayaan.
"Di saat itu Bung Karno menggali nilai-niai Pancasila. Tujuannya adalah untuk menggalang negara baru merdeka untuk saling membantu negara yang masih terjajah, selain itu, dia tidak ingin Indonesia tercerai-berai dan ingin bangsanya mandiri, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan," kata dia. (*)
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nasionalisme Bung Karno tumbuh saat tinggal di Rumah Tjokroaminoto
Berita Terkait
Unand terima 183 mahasiswa dari berbagai daerah program pertukaran
Minggu, 25 Februari 2024 5:18 Wib
Bambang Pamungkas beri motivasi untuk timnas di Piala Dunia U-17
Sabtu, 16 September 2023 8:09 Wib
Bangkit bersama literasi inklusi di peringatan 121 Bung Hatta
Selasa, 15 Agustus 2023 18:30 Wib
Sejarah baru, Mensesnegresmikan revitalisasi kelistrikan PLN di Istana Kepresidenan Jakarta Setelah 63 Tahun Sejak Zaman Bung Karno
Selasa, 1 Agustus 2023 13:56 Wib
DPRD Agam gelar Bimtek bersama Universitas Bung Hatta tingkatkan kapasitas legislator
Sabtu, 29 Juli 2023 14:56 Wib
Universitas Bung Hatta berangkatkan mahasiswa magang ke Jepang
Selasa, 30 Mei 2023 20:10 Wib
Tak tahu bangunan miliknya merupakan cagar budaya, Pemilik rumah singgah Bung Karno minta maaf
Selasa, 28 Februari 2023 17:22 Wib
Sejarawan Unej kecam perobohan Rumah Singgah Bung Karno di Padang
Selasa, 21 Februari 2023 9:17 Wib