NEW DELHI, (ANTARA/PRNewswire) - Live to Love, aksi kemanusiaan internasional, membawa Ladakh dalam menciptakan sejarah dengan memecahkan rekor dunia untuk "Pohon Terbanyak yang Ditanam Serentak". Dalam waktu kurang dari satu jam, 99.103 anak pohon Ladakhi ditanam oleh 9.814 relawan dekat biara Hemis yang terkenal di dunia di Ladakh. Kimberly Dennis dari Guinness World Records (Inggris) menilai dan membuat pengumuman yang menegaskan keberhasilan upaya tersebut. Live to Love memimpin Ladakh dalam memecahkan rekor yang dibuat oleh Filipina di mana 66.000 pohon ditanam dalam satu jam pada bulan Januari 2011. Rekor baru ini hampir dua kali lipat dari keberhasilan upaya sebelumnya yang ditetapkan pada bulan Oktober 2010, dengan 9.033 relawan yang menanam 50.033 anak pohon. Tautan Foto: http://drukpa.mediafire.com/?2rozq46agk6vs Yang Mulia Gyalwang Drupka secara pribadi bergabung dengan upaya memecahkan rekor ini untuk mendorong peserta dari seluruh Ladakh serta peserta lainnya yang telah bepergian dari Bhutan, Brazil, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Amerika Serikat, Australia, Kanada dan Malaysia. Berbicara tentang prestasi, Beliau berkata, "Ladakh telah membuat India bangga. Mereka telah membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil dengan mencapai prestasi ini dalam iklim dan kondisi tanah yang sangat keras. Mereka telah memberikan contoh bagi seluruh dunia, dan kami berharap bahwa negara dan organisasi akan melangkah maju untuk memecahkan rekor kami. Kami menyambut seluruh dunia untuk bergabung dengan kami dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan." Setelah perjalanan dari London untuk menilai upaya tersebut, Kimberly Dennis berujar, "Seluruh acara ini adalah inspirasi. Ribuan orang menerjang cuaca buruk dan bekerja sama untuk mencapai tujuan ini. Ini sangat menarik karena saya hampir dipaksa untuk berpindah posisi dan menjadi peserta aktif dari pengamat pasif." Upaya penanaman itu dilakukan di atas lahan seluas sekitar 60 hektar. Relawan duduk dengan sekop di tempat yang ditandai untuk mereka, siap untuk menggali lubang dan menanam pohon kecil saat hitungan mundur berakhir. Anak pohon Ladakhi ditanam dengan pencangkokan batang dengan akar agar tumbuh pada tahun ini. Ini adalah pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan orang-orang dari segala usia, kecuali mereka yang berusia di bawah 19 tahun, sesuai dengan pedomannya, menunggu dengan sangat antusias untuk melakukan sedikit aksi mereka terhadap penghijauan ini untuk daerah di Lembah Indus, yang cukup kering dan tandus. Ratusan relawan Live to Love, Young Drupka Association (YDA) dan Ladakh Buddhist' Association mengawasi jalannya acara tersebut. Organisasi GWR juga telah mendaftarkan beberapa penguji dan pengawas untuk memastikan bahwa jumlah sebenarnya telah dicatat dan dibuktikan pada waktunya untuk memenuhi syarat rekor. Berbicara dalam pertemuan besar setelah pengumuman mengenai keberhasilan upaya pemecahan rekor yang telah diciptakan, Yang Mulia Gyalwang Drupka mengatakan hal itu telah dimungkinkan dengan partisipasi seluruh warga Ladakh. Beliau menegaskan komitmennya untuk bekerja dalam perbaikan lingkungan dan pendidikan bagi masyarakat. Pada kesempatan itu juga turut hadir Menteri Dalam Negeri Pemerintah Kerajaan Bhutan Minjur Dorji, Chief Executive Commissioner Dewan Daerah Otonomi Ladakh Rigzin Spalbar dan beberapa pejabat serta tamu dari berbagai negara. Seluruh warga di bukit menggunakan tampilan festival karena acara dilanjutkan dengan penampilan tarian dan lagu daerah oleh seniman tradisional Ladakhi. Ketua Live to Love India, Arjun Pandey, yang berbicara tentang inisiatif organisasi selanjutnya berkata, "Didorong oleh keberhasilan inisiatif ini, kami akan terus fokus pada aspek-aspek penting seperti lingkungan dan pendidikan serta hal lainnya. Pada bulan Desember, kami menggelar Pad Yatra di Sri Lanka selama 30 hari dan sejauh 500 km untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan." Tentang Live to Love Live to Love adalah jaringan internasional organisasi nirlaba yang didirikan oleh Yang Mulia Gyalwang Drukpa untuk menciptakan dan mendukung solusi jangka panjang untuk masalah saat ini. Organisasi ini fokus pada pelestarian lingkungan hidup, pendidikan, layanan medis dan budaya. Jaringan Live to Love mencakup daerah-daerah berikut ini: Bhutan, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Malaysia, Meksiko, Nepal, Peru, Polandia, Singapura, Spanyol, Swiss, Taiwan, Vietnam, Inggris, dan Amerika Serikat. (*/sun)
Berita Terkait
Pesisir Selatan bekerja sama dengan provinsi lain antisipasi megatrust
Kamis, 26 Desember 2024 20:02 Wib
PT AMP Plantation salurkan sembako bagi korban banjir-longsor Sigiran Agam
Kamis, 26 Desember 2024 20:01 Wib
Andree Algamar Buka Festival Sepakbola U-12 Kota Padang 2024, Harapkan Lahir Generasi Emas
Kamis, 26 Desember 2024 19:18 Wib
Dukcapil Sumbar Tambah 1.654 Layanan Kependudukan dari Kota Padang Sepanjang Desember 2024
Kamis, 26 Desember 2024 19:14 Wib
PT Semen Padang apresiasi 20 tim inovasi berprestasi di ajang Nasional dan Internasional
Kamis, 26 Desember 2024 18:15 Wib
Kemenag Sumbar adakan rapat evaluasi untuk matangkan program 2025
Kamis, 26 Desember 2024 18:11 Wib
DPRD sarankan balai perikanan rangkul pebisnis gali potensi PAD
Kamis, 26 Desember 2024 17:33 Wib
PT Supreme Energy Muara Laboh tandatangani Amandemen PJBTL
Kamis, 26 Desember 2024 17:30 Wib