Mentan: Galakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lokal

id Mentan: Galakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lokal

Mentan: Galakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lokal

Padang, (Antara) - Menteri Pertanian Suswono mengingatkan momentum peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) agar mengingatkan kembali tentang potensi dan pemanfaatan sumber daya lokal.

"Berkaitan dengan diversifikasi pangan sangat penting bagaimana memunculkan semangat agar potensi-potensi sumber daya lokal digalakan kembali, supaya makan beragam," kata Suswono saat memberi arahan HPS di Padang Selasa.

Menurut dia makan singkong, sorgum dan bahan pangan lainnya bukan identik dengan miskin. Maka upaya untuk mengembalikan potensi lokal menjadi penting dan mudah-mudahan ada solusi yang baik dan bagus dalam senimar HPS.

Menteri juga menyoroti kegiatan pameran-pameran produk pangan lokal yang selalu ditampilkan dengan beraneka ragam dan jenis, sayangnya hanya pertunjukan waktu acara seremonial saja. Namun, dalam aplikasinya tidak berjalan sehingga Presiden SBY sering bertanya, bagaimana dalam pelaksanaannya di lapangan?.

"Pangan lokal yang dicicipi enak-enak, tapi kemudian kalau tak diaplikasi tak jalan, akibatnya konsumsi beras tetap saja tinggi. Padahal ingin mengurangi 1,5 persen per tahun," katanya.

Menyinggung perkembangan dan upaya lima komoditas yang sudah ditetapkan untuk swasembada pangan nasional, Mentan menyatakan karena sudah dicanangkan tekad tersebut jangan sampai dipadamkan dan berupaya terus diwujudkan.

Persoalan apakah sampai akhir 2014 tercapai atau tidak, yang penting menjelang batas waktu yang ditetapkan tersebut harus bekerja keras dulu.

"Jika nanti belum tercapai beberapa komoditas, misalnya kedelai, sapi atau tebu, bila dalam pelaksanaan ada kendala seperti apa. Yang terpenting itu ada satu transparansi," tegasnya.

Komitmen sekarang ingin berusaha mengoptimalkan segala potensi yang ada, terutama berkaitan dengan iklim menjadikan kendala. Beberapa waktu lalu rendemen turun, gara-gara harusnya kemarau tetapi masih tetap hujan, istilahnya kemarau basah.

"Sebenarnya produksi meningkat tetapi karena rendemennya turun, sehingga produksi tidak bisa naik secara signifikan," ujarnya.(*/sir)