BPBD Agam antisipasi delapan bencana alam selama Idul Fitri

id BPBD Agam,bencana alam agam,Agam,Sumbar

BPBD Agam antisipasi delapan bencana alam selama Idul Fitri

Kepala Pelaksana BPBD Agam Budi Perwira Negara. Dok Antara/Yusrizal

Lubukbasung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengantisipasi delapan bencana alam yang berpotensi terjadi selama libur Idul Fitri 1446 Hijriyah, dengan menyiapkan personil dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat.

"Delapan bencana itu berpotensi terjadi di 16 kecamatan di Agam," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam Budi Perwira Negara di Lubuk Basung, Selasa.

Ia mengatakan potensi bencana itu berupa bencana geologi seperti erupsi Gunung Marapi, gempa bumi dan tsunami.

Untuk bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor, banjir, banjir bandang, cuaca ekstrim, kebakaran hutan dan lahan.

Erupsi gunung terjadi di Canduang, Banuhampu, Sungai Pua dan Ampek Angkek. Gempa bumi di Kecamatan Ampek Koto, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Tanjung Mutiara.

"Untuk tsunami berpotensi di sepanjang garis pantai di Kecamatan Tanjung Mutiara," katanya.

Ia menambahkan tanah longsor di Kecamatan Palembayan, Matur, Palupuh, Baso, Ampek Koto, Tanjung Raya, Lubuk Basung dan Ampek Nagari.

Sementara banjir di Kecamatan Palembayan, Kamang Magek, Tilatang Kamang, Ampek Koto, Tanjung Raya, Malalak, Ampek Nagari, Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara.

Banjir bandang di Kecamatan Ampek Angkek, Canduang, Banuhampu, Sungai Pua, Tanjung Raya dan Ampek Koto. Cuaca ekstrim di Kecamatan Kamang Magek, Tilatang Kamang, Tanjung Raya, Malalak, Ampek Nagari, Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara.

Sedangkan Kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Ampek Nagari, Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara.

"Potensi bencana alam ini berdasarkan prediksi curah hujan dari BMKG pada Maret-Mei 2025," katanya.

Ia mengakui BPBD Agam melakukan berbagai upaya dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana dengan menempatkan 20 personil di pos pengamanan yang rawan bencana, menyiapkan peralatan dan logistik kebencanaan.

Setelah itu menyiapkan alat berat di beberapa titik, sosialisasi, pelatihan, simulasi sebagai bentuk edukasi masyarakat, menyiagakan Kelompok Siaga Bencana (KSB) di seluruh nagari dalam membantu penanganan bencana.

"Alat berat yang diturunkan dari Agam, Pemprov dan pusat," katanya.