Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar), Efa Yonnedi mengatakan perguruan tinggi negeri tertua di luar Pulau Jawa tersebut saat ini masuk dalam jajaran 10 besar kampus dengan jumlah guru besar terbanyak.
"Dengan tambahan 10 besar guru besar hari ini, Unand sudah memiliki 208 guru besar atau termasuk top 10 universitas di Indonesia," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Rektor Unand di sela-sela pengukuhan 10 guru besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, serta Fakultas Farmasi.
Menurut rektor, pencapaian gelar akademik tertinggi tersebut merupakan bukti komitmen Unand terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama pengajar. Sepanjang 2024 kampus yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 1955 itu mengukuhkan 37 guru besar.
Ia berharap tambahan 10 orang guru besar dapat meningkatkan dan memajukan dunia akademik, termasuk penelitian maupun riset di lingkungan civitas academica.
"Guru besar adalah ujung tombak kemajuan Unand di skala nasional maupun global," ujarnya.
10 guru besar yang dikukuhkan tersebut ialah Prof Rahmi Fahmi yang orasi ilmiahnya menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia berintegritas, bermoral, dan beretika, dalam menghadapi era digital dan kecerdasan buatan.
Prof Nasri Bachtiar membahas bagaimana tenaga kerja Indonesia dapat lebih berdaya saing di era Industri 4.0, serta bagaimana kebijakan ketenagakerjaan dapat ekspor jasa tenaga kerja.
Selanjutnya Prof Meri Neherta dari Fakultas Keperawatan menyoroti pentingnya kesehatan anak sebagai investasi bagi masa depan bangsa, serta bagaimana keperawatan anak berperan dalam membangun generasi yang sehat dan berkualitas.
Prof Ilmiati mengulas bagaimana toksikologi dapat diintegrasikan dalam pendidikan kesehatan untuk menghadapi berbagai zat beracun yang mengancam kesehatan manusia.
Prof Netty Suharti meneliti manfaat jahe merah dan kunyit talerang dalam pengobatan herbal, serta bagaimana pemanfaatannya dapat dikembangkan secara ilmiah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Berikutnya Prof Satya Wydya Yenny mengkaji pentingnya pengembangan kosmetik halal berbasis alam Nusantara sebagai bagian dari industri kosmetik berkelanjutan. Prof Vera Pujani membahas transformasi digital dan peran e-commerce dapat meningkatkan daya bisnis Indonesia pada era modern.
Kemudian Prof Werry Darta Taifur yang juga eks Rektor Unand mengulas berbagai tantangan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Sementara Prof Yulia Hendri Yeni menjelaskan dinamika perilaku konsumen di era disrupsi dapat direspons dengan strategi pemasaran yang lebih inovatif dan adaptif. Serta Prof Nelwati mengangkat isu nilai profesionalisme dalam keperawatan dan bagaimana institusi pendidikan berperan dalam membangun karakter dan kompetensi perawat masa depan.