Disperkim Kota Solok lakukan identifikasi perumahan rawan bencana
Solok (ANTARA) - Pemerintah Kota Solok Sumatera Barat melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) melakukan identifikasi perumahan rawan bencana, sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.
Penata Kelola Perumahan Ahli Muda Bidang Perumahan Disperkim Kota Solok Heni Purwanti di Solok Jumat mengatakan, identifikasi perumahan rawan bencana tersebut dilakukan terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko banjir seperti di Kelurahan Sinapa Piliang dan IX Korong.
Data itu diperoleh berdasarkan pada data kajian potensi bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok.
Kelurahan ini dikenal sebagai kawasan rawan bencana banjir dari luapan Sungai Batang Lembang. Untuk itu, Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Solok melakukan identifikasi perumahan di lokasi-lokasi tersebut guna memetakan kondisi perumahan yang berada dalam zona berbahaya.
Dalam proses identifikasi, tim survei melakukan beberapa tahapan mulai dari pengamatan dan wawancara dengan pemilik rumah yang berada kurang lebih lima sampai 10 meter dari bibir sungai.
Langkah ini bertujuan untuk tidak hanya mengidentifikasi bangunan yang berisiko tinggi, tetapi juga untuk menyosialisasikan pentingnya mitigasi bencana dan menyiapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik.
Masyarakat di dua kelurahan tersebut diharapkan semakin sadar akan pentingnya memperhatikan faktor keselamatan lingkungan dan perumahan mereka.
Dari hasil sementara, ditemukan bahwa sebagian besar rumah di daerah Sinapa dan IX Korong berada pada zona yang sangat rentan terhadap bencana alam, terutama saat curah hujan tinggi.
Selain itu, kondisi drainase yang kurang memadai juga memperparah risiko banjir dan longsor di wilayah ini.
Pemerintah kota berencana untuk segera melakukan upaya rehabilitasi drainase serta perbaikan infrastruktur, seperti pembangunan tembok penahan tanah, guna mengurangi potensi longsor.
Lebih lanjut, Heni mengatakan bahwa langkah identifikasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah Kota Solok dalam mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat.
"Kita akan terus memantau perkembangan kondisi di lapangan, dan akan memberikan rekomendasi kepada warga terkait tindakan mitigasi yang harus dilakukan. Tidak menutup kemungkinan juga untuk relokasi jika kondisinya semakin kritis," ujar Heni.
Menurut dia, upaya identifikasi ini juga membuka peluang bagi masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga lingkungan tempat tinggal mereka.
Sosialisasi terkait penanaman pohon di sekitar rumah, pembuatan resapan air, serta langkah-langkah lain yang dapat mengurangi risiko bencana menjadi bagian yang sangat penting dari program ini.
Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan potensi kerugian akibat bencana di Kelurahan Sinapa dan IX Korong dapat ditekan, dan warga bisa hidup dengan rasa aman dan nyaman, meskipun tinggal di daerah yang rawan bencana.
Ke depannya, Kota Solok berencana memperluas program identifikasi dan mitigasi ini ke kelurahan-kelurahan lain yang juga memiliki risiko bencana alam tinggi.
Dengan segala upaya ini, Kota Solok berkomitmen untuk menjadi kota yang tangguh terhadap bencana dan siap menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.
Penata Kelola Perumahan Ahli Muda Bidang Perumahan Disperkim Kota Solok Heni Purwanti di Solok Jumat mengatakan, identifikasi perumahan rawan bencana tersebut dilakukan terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko banjir seperti di Kelurahan Sinapa Piliang dan IX Korong.
Data itu diperoleh berdasarkan pada data kajian potensi bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok.
Kelurahan ini dikenal sebagai kawasan rawan bencana banjir dari luapan Sungai Batang Lembang. Untuk itu, Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Solok melakukan identifikasi perumahan di lokasi-lokasi tersebut guna memetakan kondisi perumahan yang berada dalam zona berbahaya.
Dalam proses identifikasi, tim survei melakukan beberapa tahapan mulai dari pengamatan dan wawancara dengan pemilik rumah yang berada kurang lebih lima sampai 10 meter dari bibir sungai.
Langkah ini bertujuan untuk tidak hanya mengidentifikasi bangunan yang berisiko tinggi, tetapi juga untuk menyosialisasikan pentingnya mitigasi bencana dan menyiapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik.
Masyarakat di dua kelurahan tersebut diharapkan semakin sadar akan pentingnya memperhatikan faktor keselamatan lingkungan dan perumahan mereka.
Dari hasil sementara, ditemukan bahwa sebagian besar rumah di daerah Sinapa dan IX Korong berada pada zona yang sangat rentan terhadap bencana alam, terutama saat curah hujan tinggi.
Selain itu, kondisi drainase yang kurang memadai juga memperparah risiko banjir dan longsor di wilayah ini.
Pemerintah kota berencana untuk segera melakukan upaya rehabilitasi drainase serta perbaikan infrastruktur, seperti pembangunan tembok penahan tanah, guna mengurangi potensi longsor.
Lebih lanjut, Heni mengatakan bahwa langkah identifikasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah Kota Solok dalam mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat.
"Kita akan terus memantau perkembangan kondisi di lapangan, dan akan memberikan rekomendasi kepada warga terkait tindakan mitigasi yang harus dilakukan. Tidak menutup kemungkinan juga untuk relokasi jika kondisinya semakin kritis," ujar Heni.
Menurut dia, upaya identifikasi ini juga membuka peluang bagi masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga lingkungan tempat tinggal mereka.
Sosialisasi terkait penanaman pohon di sekitar rumah, pembuatan resapan air, serta langkah-langkah lain yang dapat mengurangi risiko bencana menjadi bagian yang sangat penting dari program ini.
Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan potensi kerugian akibat bencana di Kelurahan Sinapa dan IX Korong dapat ditekan, dan warga bisa hidup dengan rasa aman dan nyaman, meskipun tinggal di daerah yang rawan bencana.
Ke depannya, Kota Solok berencana memperluas program identifikasi dan mitigasi ini ke kelurahan-kelurahan lain yang juga memiliki risiko bencana alam tinggi.
Dengan segala upaya ini, Kota Solok berkomitmen untuk menjadi kota yang tangguh terhadap bencana dan siap menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.